Perlu Pemahaman Bimbingan Dan Konseling Bagi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkak dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan.
B. Rumusan Masalah
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.
Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini,– seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor tentang landasan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.
C. Tujuan
Tujuan dari pada penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan dan konseling serta dukungan orang tua terhadap prestasi belajar anak di sekolah dasar baik secara parsial maupun simultan.


BAB II
PERLU PEMAHAMAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tentang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya.
Beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).
Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).
Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah :
“Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”
B. Tujuan bimbingan dan konseling
Membantu mendirikan peserta didik dan mengembangkan potensi –potensi mereka secara optimal.
C. Fungsi bimbingan dan konseling
a. Pemahaman, bimbingan dan konseling yang diberikan kepada anak didik (klien) agar dapat memahami segala sesuatu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pencegahan, memberi pencegahan pada siswa atau klien agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak dikehendaki terhadap dirinya.
c. Pengentasan, . bimbingan dan konseling yang diberikan kepada klien agar tuntasnya masalah yang dialami klien.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, bimbingan dan konseling diberikan kepada klien /siswa agar dapat mempertahankan dan mengembangkan.
e. Advokasi, keputusan yang diambil dalam proses konseling ada ditangan klien sendiri guru.
D. Jenis Layanan Konseling
a. Layanan Orientasi, Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik untuk memahami lingkungan yang baru dimasuki, untuk mempermudah, memperlancar perannya anggota didik dilingkungan baru.
b. Layanan Informasi, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan penyaluran yang tepat (didalam kelas, kelompok belajar, program studi, program latihan, magang, KO/Ekstra sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya.
d. Layanan Pembelajaran, Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenan dengan sikap dan kebiasaan yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Sebagai sebuah layanan profesional, bimbingan dan konseling harus dibangun di atas landasan yang kokoh. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus melalui suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan peneliti yang telah dikemukakan diatas, maka penyusun dapat mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah :
1. Disarankan kepada guru bimbingan dan konseling dalam membantu siswa menentukan karir dilakukan secara berkesinambungan dan adanya ketuntasan, sehingga siswa yang mendapat bimbingan dapat memahami dengan pasti kemampuan yang dimilikinya.
2. Guru bimbingan dan konseling mengambil langkah preventif kepada siswa yang memiliki masalah dalam pemilihan karir.
3. Menyediakan waktu yang seluas-luasnya kepada siswa baik yang memiliki masalah ataupun yang tidak memiliki masalah.


DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.
Calvin S. Hall & Gardner Lidzey (editor A. Supratiknya). 2005. Teori-Teori Psiko Dinamik (Klinis) : Jakarta : Kanisius
Gendler, Margaret E..1992. Learning & Instruction; Theory Into Practice. New York : McMillan Publishing.
Gerlald Corey. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (Terj. E. Koswara), Bandung : Refika
Gerungan 1964. Psikologi Sosial. Bandung : PT ErescoH.M. Arifin. 2003. Teori-Teori Konseling Agama dan Umum. Jakarta. PT Golden Terayon Press.
Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB – IKIP Bandung
.———-2006. Profesionalisme Konselor dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (makalah). Majalengka : Sanggar BK SMP, SMA dan SMK
Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas
.———-, dkk. 2004. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta
0 Responses