Perlu Dukungan Ortu Thdp Prestasi Anak Di SD

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan murid, pemahaman terhadap perkembangan murid tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru. ku yang relatif berbeda dengan murid lainnya.
Mengingat tanggung jawab pendidikan anak ditanggung oleh keluarga dalam pendidikan informalnya dan ditanggung oleh sekolah dalam pendidikan formal, maka orang tua harus berperan dalam menanamkan sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian. Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya serta harus dapat menunjukkan kerja samanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak menyita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar.
Menurut Piaget (1896-1980). Anak adalah seorang yang aktif, membentuk atau menyusun pengetahuan mereka sendiri pada saat mereka mengeksplorasi lingkungan dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap pemikiran-pemikiran yang logis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dalam penyusunan makalah ini adalah orang tua harus berperan dalam menanamkan sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian dan pengaruh motivasi, dukungan orang tua dan asal sekolah terhadap prestasi belajar baik secara parsial maupun simultan.
C. Tujuan
Tujuan dari pada penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, dukungan orang tua terhadap prestasi belajar anak di sekolah dasar baik secara parsial maupun simultan.

BAB II
PERLU DUKUNGAN ORTU TERHADAP PRESTASI ANAK DI SD
A. Motivasi Dalam Proses Belajar Mengajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor psikologi dalam belajar yang mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penggerak atau pendorong jiwa seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsic maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan mencapainya.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar, dan sebaliknya.
d. Kondisi Lingkungan
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar anak mudah diperkuat.
e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan siswa, intensitas pergaulan dan bimbingan guru tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga sebagai seorang yang profesional guru harus mampu membelajarkan siswa secara bijaksana.
C. Pengaruh Tipe Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak
Ada beberapa macam tipe orang tua yang mempengaruhi perkembangan seorang anak, yaitu :
1. Tipe Orang Tua Bayang-bayang
Tipe ini menggambarkan orang tua selalu berada di rumah, tetapi tidak pernah memerankan atau memfungsikan dirinya sebagai orang tua. Anak dibiarkan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Jika anak bersalah di mata orang tuanya, maka si anak pun tidak lepas dari kemarahan orang tua karena orang tua menganggap si anak seharusnya sudah tahu dan memahami apa yang diinginkan oleh orang tuanya.
2. Tipe Orang Tua Rapuh
Orang tua yang secara emosional rapuh biasanya mudah panik, mudah kuatir, mudah atau sering tersinggung, kurang mempercayai anaknya, dan tidak berani melepaskan anaknya. Orang tua dengan tipe ini biasanya akan selalu berusaha dekat dengan anaknya ke manapun anaknya pergi karena kekuatiran yang berlebihan terhadap keselamatan dan keamanan anaknya.
3. Tipe Orang Tua Kontrol
Tipe orang tua kontrol merupakan tipe orang tua yang suka atau terlalu mengatur dan melindungi anaknya. Misalnya, si anak akan mengerjakan PR melukis dari gurunya, maka orang tua meminta untuk melakukan sesuai keinginan orang tuanya.
4. Tipe Orang Tua Piala
Orang tua dengan tipe ini biasanya hanya akan menghargai anaknya jika anaknya berhasil atau berprestasi. Jika anaknya tidak berprestasi maka anak akan menjadi tumpuan kesalahan dan kemarahan orang tuanya.
5. Tipe Orang Tua Sibuk
Tipe ini menggambarkan orang tua yang (suka) sibuk dengan urusannya sendiri. Mungkin bisa jadi memang dia tidak bekerja, tetapi tetap menyibukkan dirinya sendiri, sibuk dengan urusan pribadinya. Misalnya, sering bertelepon dalam waktu yang tidak bisa dikatakan singkat untuk urusannya sendiri, atau sering bepergian padahal bukan untuk bekerja.
6. Tipe Orang Tua Meninggal
Orang tua dengan tipe ini biasanya tidak atau kurang suka merawat anaknya. Anak dibiarkan tumbuh dan berkembang oleh orang lain atau pengasuhnya, semua kebutuhan anak tetap dipenuhi oleh orang tuanya melalui si pengasuh.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid tersebut, dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu murid mengembangkan perilaku-perilakunya yang baru.
2. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung.

B. Saran
1. Guru harus dapat menerapkan strategi atau metode pembelajaran yang baik yang dapat menumbuhkan semangat atau motivasi belajar siswa, agar prestasi belajar mata pelajaran akuntansi dapat ditingkatkan.
2. Sekolah sebagai wahana belajar siswa, harus dapat melengkapi sarana dan prasarananya termasuk buku-buku penunjang kegiatan belajar.
3. Orang-tua harus terlibat langsung dalam proses pendidikan anak dirumah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindi Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta :RajaGrafindo Persada.
Djamarah, Syaifl Bahri,Dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Hadjar, Ibnu. 1999. Dasar-dasar metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam
Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara.
0 Responses