Kajian Kebijakan Kurikulum

A. Latar Belakang.
Kehidupan masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dapat dilihat baik dalam konteks keruangan (tempat tinggal) maupun konteks waktu. Berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat harus dapat ditangkap oleh lembaga pendidikan yang kemudian menjadi sumber bahan materi pembelajaran. Sumber bahan pelajaran secara formal dapat dituangkan dalam bentuk kurikulum yang hendaknya memiliki landasan filosofis yang jelas. Landasan filosofis yang digunakan seyogyanya melihat kondisi nyata yang terjadi di masyarakat.
Kurikulum yang dikembangkan hendaknya memiliki landasan filosofis yang jelas. Landasan filosofis yang digunakan hendaknya melihat kondisi nyata yang terjadi di masyarakat. Kondisi masyarakat yang terjadi saat ini adalah masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh adanya interaksi sosial baik antar individu maupun kelompok.
Dalam konteks yang lebih luas perubahan yang terjadi melahirkan globalisasi. Dalam globalisasi terjadi pola interaksi yang serba cepat melewati batas-batas keruangan dan waktu. Hubungan antar individu maupun kelompok dalam globalisasi ini melahirkan suatu pola hubungan yang kompetitif. Individu maupun kelompok dalam pola hubungan ini akan terjadi adanya hubungan yang saling mempengaruhi. Sistem nilai yang dipegang oleh masing-masing individu maupun kelompok akan saling berpengaruh dalam pola hubungan tersebut. Hal yang harus dihindari dalam pola hubungan seperti ini adalah adanya hubungan yang bersifat eksploitatif dan hegemoni kelompok yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan. Selain itu, harus pula dihindari adanya ketercerabutan nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu masyarakat yang berdampak pada hilangnya identitas atau jati diri dari masyarakat tersebut.

B. Abstrak.
Dalam mencermati perubahan-perubahan tersebut maka kurikulum harus memiliki landasan filosofis humanistik. Dalam prinsip tersebut, harus menjunjung tinggi sifat-sifat dasar kemanusiaan. Prinsip-prinsip dasar kemanusian tersebut meliputi keadilan, kesetaraan, kearifan, dan keragaman. Kurikulum harus mampu membangun jati diri bangsa yang berbasis pada kearifan lokal untuk menuju pada masa depan. Globalisasi yang terjadi baik pada masa sekarang maupun di masa depan harus disikapi baik secara lokal maupun mondial. Masyarakat yang akan dibentuk dari pendidikan ini adalah masyarakat yang mendunia yang tetap berpijak pada kearifan lokal. Dalam kearifan lokal, tumbuh adanya kesadaran keruangan dan kesadaran waktu. Kesadaran ruang yang dimaksud adalah menyadari dimana dia tinggal, sedangkan kesadaran waktu yaitu memahami bahwa dia hidup dalam suatu masyarakat yang berubah. Jadi, globalisasi tidak mencerabut akar-akar budaya yang dimilikinya.

C. Landasan Yuridis Kurikulum.
Landasan yuridis penyusunan naskah akademik ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

D. Tujuan penyusunan naskah kurikulum .
Tujuan penyusunan naskah akademik Kurikulum mata pelajaran pada tingkat sekolah dasar dan menengah pada dasarnya untuk memberikan pedoman yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi pengembang kurikulum ke depan. Secara rinci, penyusunan naskah akademik ini diantaranya bertujuan untuk :
1) Memberikan arahan dan masukan bagi para pengembang kurikulum, khususnya mata pelajaran.
2) Memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap pengembangan kurikulum masa depan.

Lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) didasarkan pada pemikiran bahwa bakat dan kemampuan peserta didik pada tiap jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga diperlukan suatu kurikulum yang kemungkinkan setiap anak didik memiliki kompetensi dasar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
Kurikulum lama dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern. Pada dasarnya kurikulum ini hanya dilihat sebagai acuan dasar yang harus diterjemahkan lebih jauh oleh guru dengan melihat potensi masing-masing anak. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan siswa sebagai subyek. Siswa harus aktif mempresentasikan ide-idenya, mencari solusi atas masalah yang dihadapi dan menentukan langkah-langkah yang harus diambilnya. Dengan demikian KBK menuntut agar guru tidak lagi bertumpu pada paradigma lamanya dimana dirinya sebagaipusat kegiatan dan tujuan perubahan. Tidak ada lagi kegiatan ''talk and chalk'' dan siswa hanya sit, listen, and quote''.





E. Kesimpulan dan Rekomendasi.

a. Kesimpulan.
Dari hasil kajian konsep dan implementasai kurikulum jenjang pendidikan dasar dan menengah, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Konsep pengembangan kurikulum masa depan mata pelajaran sebaiknya isinya lebih menekankan pada muatan materi kurikulum yang berlandaskan pada konsep multikultur dan nilai-nilai humanistik. Konsep tersebut menonjolkan prinsip keadilan sosial, pembebasan, kearifan lokal, ekonomi rakyat, nasionalisme, dan kearifan masa lampau untuk melangkah ke masa depan.
2. Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran , masih ditemukan berbagai permasalahan, yaitu yang berkaitan dengan isi dokumen kurikulum, utamanya tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Selain permasalahan dokumen kurikulum, permasalahan dalam implementasi kurikulum terutama masalah belum optimalnya guru dalam menyusun program silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), struktur program yang tidak seimbang antara alokasi waktu dengan jumlah Kompetensi Dasar (KD), strategi pembelajaran yang masih satu arah, penilaian berbasis kelas yang kurang variatif, dan sarana pembelajaran yang masih minim, serta kualifikasi guru yang masih rendah.
3. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan siswa sebagai subyek. Siswa harus aktif mempresentasikan ide-idenya, mencari solusi atas masalah yang dihadapi dan menentukan langkah-langkah yang harus diambilnya.

b. Rekomendasi.
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi untuk kebijakan pengembangan kurikulum masa depan mata pelajaran , yaitu:
1. Jangka Pendek.
• Perlu menata ulang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan proporsi dan pemerataan distribusi pada tiap jenjang.
• Perlu pelatihan dan sosialisasi untuk peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru di berbagai jenjang pendidikan.
• Perlu ada konsistensi antara pengembangan kurikulum mata pelajaran dengan penilaian hasil belajar.
• Pemerintah diharapkan memperluas akses bagi setiap satuan pendidikan untuk meningkatkan fasilitas pembelajaran yang memadai dan berkesinambungan.
2. Jangka Panjang.
Pengembangan kurikulum masa depan mata pelajaran harus memiliki landasan filosofi yang jelas dengan berlandaskan aspek-aspek multikultur, nilainilai humanis, prinsip keadilan dan pembebasan, serta terjaganya kearifan lokal.


DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, (1996), Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem
Pengajaran Modul, Bandung : Rosdakarya.
Asmawi Zainul, (2001), Alternative Assesment, Jakarta : Depdiknas.
Collin, Gillian & Dixon Hazel, (1991), Integrated Learning Planned Curriculum units,
Australia : Bookshelf.
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Juni 2002, Puskur balitbang Depdiknas.
R. Fraenkel, Jack, (1980), Helping Students Think Value Strategies for Teaching Social
Studies, New Jersey : Prentice-Hall.
S. Hamid Hasan, (1996), Pendidikan Ilmu Sosial, Jakarta : Depdiknas.
S. Kenworthy, Leonard, (1981), Social Studies For The Eighties, Canada : John Wiley & Sons.
0 Responses