Pencemaran Udara

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam undang-undang tentang pengelolaan lingkungan hidup, bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Terpeliharanya keberlanjutan lingkungan hidup merupakan kepentingan rakyat sehingga menuntut tanggung jawab, keterbukaan, dan peran serta anggota masyarakat, yang dapat di disalurkan melalui perseorangan, oraganisasi lingkungan hidup, seperti lembaga swadaya masyarakat dan lain-lain untuk memelihara dan meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup mendukung yang menjadi tumpuan keberlanjutan pembangunan.
Syarat untuk dapat pencapaiannya tidak hanya fisik saja, yaitu tidak terjadinya kerusakan pada ekosistem tempat kita hidup, melainkan juga dengan adanya pemerataan hasil dan biaya pembangunan yang adil antar-negara dan antara kelompok masyarakat kaya dan masyarakat miskin dimasing-masing negara harus dikurangi.
B. Rumusan Masalah
Perubahan iklim yang terjadi karena pengerusakan alam akan berdampak serius terhadap kehidupan ekonomi bangsa kita. Karena bencana banyak menimbulkan berbagai problema, diantaranya jatuh korban, rusaknya lingkungan hidup, hilangnya materi, menimbulkan berbagai penyakit menular, dan ini akan berakhir pada kemiskinan. Jika hal ini terjadi maka perekonomian di negara Indonesia ini akan memprihatinkan.
Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dikelola dengan prinsip melestarikan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang yang berwawasan lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan dan mutu generasi masa kini dan generasi masa depan.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah meningkatkan wawasan tentang kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia serta menurunkan kualitas lingkungan dengan cara memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, menjadi sarana untuk mencapai kesejateraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
B. Jenis Pencemaran Udara
1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
C. Jenis-jenis Bahan Pencemaran
• Karbon monoksida (CO)
• Nitrogen dioksida (N02)
• Sulfur Dioksida (S02)
• CFC
• Karbon dioksida (CO2)
• Ozon (03 )
• Benda Partikulat (PM)
• Timah (Pb)
• HydroCarbon (HC)
D. Penyebab Utama Pencemaran Udara
Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.
Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
• Sepeda motor 207 %
• Mobil penumpang 177 %
• Mobil barang 176 %
• Bus 138 %
E. Dampak Pencemaran Udara
• Penipisan Ozon
• Pemanasan Global ( Global Warming )
• Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
• Terganggunya fungsi reproduksi
• Stres dan penurunan tingkat produktivitas
• - Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
• Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
F. Cara Mengatasi Pencemaran Udara
• Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
• Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
• Menghemat Energi yang digunakan.
• Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
2. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.
B. Saran
1. Pencemaran udara dari sektor transportasi sudah pada tahap mengkhawatirkan, tapi Pemerintah masih setengah hati menjalankan peraturan uji emisi.
2. Kurangi kendaraan bermotor di dunia tampaknya solusi awal yang mungkin bisa mengurangi polusi udara.


DAFTAR PUSTAKA
Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan (Jakarta: Djambatan, 1994)
UU No 23 Tahun 1997 dan Revisinya, Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
Ibid,53

Keadaan Ekonomi Terhadap Kekuasaan Politik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa reformasi ini masih banyak kekurangan demi kekurangan terjadi, namun proses demokrasi sudah berjalan dengan baik. Yang masih menjadi penghambat proses reformasi adalah sisa – sisa kekuatan Orde Baru yang masih memiliki pengaruh baik dalam proses politik maupun dalam bidang ekonomi. Mereka hanya berubah bajunya saja namun gerakan maupun pemikiran – pemikirannya masih sama baik dari kaum borjuis, militer maupun dari kalangan birokrasinya. Salah satu solusi agar proses reformasi di Indonesia berjalan dengan baik adalah mengurangi peran sisa – sisa kekuatan Orde Baru baik di bidang ekonomi maupun politik dengan tidak mengabaikan hak – hak politik mereka. Hal ini bisa terjadi jika Presiden Indonesia atau para Kepala Daerah adalah seorang ”reformis sungguhan” bukan ”reformis gadungan”. Semua pimpinan sekarang dipilih melalui proses demokrasi, artinya alam demokrasi telah dibuka lebar – lebar sehingga pemegang kekuasaan adalah rakyat Indonesia. Mendidik rakyat Indonesia menjadi rakyat yang cerdas berpolitik dan menguasai perekonomian adalah bagian solusi agar proses reformasi berjalan di relnya.
B. Rumusan Masalah
Sejak terjadinya krisis ekonomi pada bulan Juli 1977 yang berlanjut menjadi krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia ternyata sangat berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor berbagai produk.

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mencermati realita perekonomian indonesia dalam konteks ekonomi global karena persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan konsep besar yang menjadi fundamen, sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian. Sistem ekonomi dapat dipandang sebagai mekanisme yang digunakan dalam melakukan aktivitas ekonomi. Dari mulai produksi, distribusi dan konsumsi.
Setidaknya ada empat pendekatan lain yang digunakan untuk memahami Keadaan ekonomi, yaitu :
1. DIM approach, yang menggunakan Decision making, information, dan motivation sebagai penentu bagaimana keputusan dibuat, dikoordinasi, dan diimplementasikan,
2. The ownership approach sebagai kunci pemahaman sistem ekonomi,
3. RCP approach, yaitu Rules, customs, dan Procedures yang memfokuskan pada struktur institutional dari sistem,
4. RDT approach, yaitu Rules, Decision Making, dan Transactions.
Keadaan ekonomi meskipun fundamental adanya, juga tidak terlepas dari variabel lain sebagai penentu kinerja perekonomian. Bagaimanapun, jika sistem ekonomi merupakan landasan idealnya, ia perlu diinstitusionalisasikan dan diinstrumentasikan untuk dapat mencapai tujuan yang ditetapkannya.


B. Model Ekonomi di Indonesia
Mencermati realita perekonomian Indonesia dalam konteks ekonomi global, suasana internal dan eksternal ekonomi Indonesia pada saat ini menunjukkan fenomena yang kurang menggembirakan.
Untuk itu bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi. Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan menimbulkan berbagai konsekuensi serius, antara lain :
1. Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi).
2. Pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual).
3. Kemiskinan struktural yang semakin memilukan.
4. Utang yang semakin menggunung baik pada luar negeri maupun dalam negeri, dan
5. Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah.
C. Pengaruh Ekonomi Terhadap Kekuasaan Politik
Kekuasaan secara umum diartikan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Selain itu, kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
Menurut pasal 1 ayat 2 UUD'45, Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam diskursus demokrasi partisipatoris, setiap orang berhak menentukan kekuasaan politik, dipilih dan memilih. Demikian juga dengan undang-undang yang telah mengajak secara legal segenap warga-bangsa untuk berpartisipasi dalam wilayah politik Negara. Pada prakteknya menjelang pemilu presiden, suara rakyat hasil pemilu legislatif diposisikan sebagai bahan bakar untuk menjalankan tawar-menawar. Suara rakyat bukan lagi suara Tuhan, melainkan dimanipulasi sebagai karpet merah untuk melempangkan jalan menuju kekuasaan.
Elite dari partai politik yang bisa meraih suara lebih besar bagaikan memiliki daya magnet yang menyedot seluruh perhatian media, padahal seluruh rangkaian politik yang berjudul koalisi itu tak lebih dorongan untuk mendapatkan kekuasaan. Kutub-kutub politik diformulasikan kemudian akan dibubarkan sesuai dengan kebutuhan untuk berkuasa, sebagaimana yang telah diagendakan. Tidak ada lagi ideologi yang menjadi rujukan untuk menciptakan ikatan politik. Ideologi politik bisa dibikin sesaat dan diubah-ubah untuk memenuhi kepentingan hasrat. Ideologi sebagai gagasan ideal yang hendak diperjuangkan secara konsisten hanya bernasib layaknya pakaian yang bisa dipertukarkan sesuai dengan kebutuhan pentas kekuasaan.
D. Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Otonomi Daerah
Pada intinya, pendekatan berbasis permintaan meyakini bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang luas (broad-base) suatu daerah minimal harus memiliki dua kondisi, yaitu :
1. Daerah tersebut harus mampu dan berhasil dalam memasarkan produk (barang dan jasa) ke wilayah lain dalm suatu negara atau ekspor luar negeri.
2. Penerimaan ekspor itu harus menghasilkan dampak ganda atau perputaran tambahan pendapatan dalam perekonomian lokal. Minimal melalui pembelian faktor produksi dan pengeluaran rumah tangga terhadap barang konsumen oleh segenap aktor ekonomi yang terliat dalam aktivitas produksi dan ekspor.
Kedua prakondisi ini hanya dapat terjadi apabila suatu daerah memiliki suatu keterkaitan yang efisien, yang menghubungkan produsen, pedagang, dan supplier di daerah pedesaan dan perkotaan di daerah tersebut dan sekitarnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejak terjadinya krisis ekonomi pada bulan Juli 1977 yang berlanjut menjadi krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia ternyata sangat berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor berbagai produk.
2. Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
3. Keadaan ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan konsep besar yang menjadi fundamen, sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian
B. Saran
Dengan merumuskan kekuasaan politik sehingga menguntungkan diri, kelompok ataupun masyarakat pada umumnya mengingat ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
- Budiman, Arief. 1991. Negara dan Pembangunan, Studi tentang Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia: Yayasan Padi dan Kapas.
- Effendi Siregar, Amir. 1991. Arus Pemikiran Ekonomi Politik. Yogyakarta: PT. TIARA WACANA YOGYA.
- Mas’oed, Mohtar. 2003. Politik, Birokrasi dan Pembangunan.
- Rachbini, Didik J. 2004. Ekonomi Politik, Kebijakan dan Strategi Pembangunan.
- Suryono, Agus. 2006. Ekonomi Politik Pembangunan Dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial.. Jawa Timur: Universitas Negeri Malang.

Mohon Penyelesaian Kasus Yayayan Payung Negeri Yang Mendirikan Dua Perguruan Tinggi STIKes diMeulaboh.

Grassroots Society Forum (GSF) adalah sebuah lsm kecil yang berusaha membantu pemerintah republik indonesia untuk advokasi peningkatan mutu pendidikan,

Nomor : 290/GSF/II/2010
Lamp : 1 Ex
Perihal : Mohon Penyelesaian Kasus Yayayan Payung Negeri Yang
Mendirikan Dua Perguruan Tinggi STIKes diMeulaboh.

Kepada Yang terhormat:
1. Bapak Presiden Republik Indonesia
2. Bapak Pimpinan DPR Republik Indonesia
3. Bapak Menteri Pendidikan Nasional Di Jakarta.
4. Ibu Menteri Kesehatan Di Jakarta
5. Kepala BKN Pusat dan BKN Kantor Regional VI Medan
6. Bapak Dikti Di Jakarta.
7. Bapak Badan Litbang depdiknas Cq kepala Statistik Di Jakarta.
8. Bapak Korpertis DiMedan
9. Bapak Bupati Aceh Barat
10. Bapak Pimpinan DPRD Aceh Barat
11. Bapak Ketua Yayasan Dan pengelola STIKes
12. Koordinator Aksi MBK.
13. Media Pers.
Di-
Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Teriring do’a dan salam semoga Allah SWT, Senantiasa melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya kepada Bapak/Ibu dalam melaksanakan tugas sehari-hari Amin.

Pendahuluan
Grassroots Society Forum (GSF) adalah sebuah lsm kecil yang berusaha membantu pemerintah republik indonesia untuk advokasi peningkatan mutu pendidikan, advokasi kebijakan di aceh dan untuk saat ini khususnya di aceh barat. GSF telah lama menjalankan program baik sebelum tsunami/pada masa konflik dan paska tsunami sampai saat ini, GSF telah melakukan training pada ribuan guru pegawai pemerintah, kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan, untuk lebih detil terhadap gsf kunjungi web: http://gsfaceh.com/ dan klik dampingan.

GSF sangat menyadari begitu banyaknya peraturan yang dikeluarkan pemerintah indonesia ini, baik oleh Presiden, Menteri, Dikti, bahkan sampai dengan berbagai surat yang dkeluarkan oleh Kopertis untuk kebaikan pendidikan diIndonesia, namum pihak penyelenggaraan pendidikan mempermainkan hukum, tampa sempurna diinflimentasikan aturan yang telah dikeluarkan, hari ini mahasiswa (i) Stikes medika seramoe barat yang bergabung dalam wadah mahasiswa peduli stikes (MPS) mencoba menyuarakan peraturan yang bapak/ibu keluarkan, yang mereka himpun dalam 15 pernyataan sikap, namum mereka mendapat sangsi diskor oleh perguruan tinggi dengan limit waktu enam sampai 12 bulan diskor. GSF menawarkan pada bapak/ibu produk hukum untuk dicabut semua peraturan yang telah bapak/ibu keluarkan kita pakai ”hukum rimba saja” jika aturan yang telah ada tidak dapat dimaksimalkan inflimentasinya maupun pengawasannya oleh kopertis perpanjangtangan dikti.

GSF meminta pada bapak/ibu untuk menjalankan/ menginflimentasikan perturan yang telah bapak/ibu keluarkan sehingga kita semua menjadi generasi yang taat terhadap hukum, atau keluarkan saja surat skorsing dari perguruan tinggi terhadap 18 orang mahasiswa (i) agar mereka dapat melaporkan pada polisi dengan modal surat skorsing tersebut, semoga dikantor polisi masih ada hukum/keadilan. Karena berdasarkan penelusuran team GSF di Stikes payung/ Stikes medika seramoe barat STATUTA, GARANSI BANK saja belum ada jadi peraturan akademik apa yang dilanggar, seharusnya pada MPS diberi penghargaan karena telah menegur pihak kampus yang lupa pada peraturan ranah pendidikan.

Kutipan berita media serambi indonesia.
Sehubungan dengan berita harian Serambi halaman utama pada tanggal 22 Pebruari 2010 dengan judul berita 18 Mahasiswa Pendemo Stikes Dinonaktifkan antara Masa penonaktifan ke-18 mahasiswa dan mahasiswi itu beragam. Ada yang cuma satu semester (enam bulan) ada pula yang mencapai satu tahun. Sanksi lainnya yang bakal dijatuhkan adalah apabila ke-18 mahasiswa yang diskors itu masih melanggar aturan akademik dan memperburuk citra kampus, maka akan dikeluarkan (drop out) kata Direktur Stikes Medika Seuramoe Barat, Baharuddin SKM kepada  Serambi. Perlu dikaji lebih mendalam sepertinya di yayasan payung negeri NAD apakah ada aturan akademik atau citra kampus apa yang sudah mereka perburuk atau sebaliknya.

Kutipan Kepmendiknas RI Nomor 80/D/O/2005 izin penyelenggaraan perguruan tinggi yayasan Payung NAD sbb:
Berdasarkan Kepmendiknas RI Nomor 80/D/O/2005 Tentang Pemberian ijin Penyelenggaraan Program studi Kebidanan dan Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) payung Negeri Aceh Darussalam diselenggarakan oleh Yayasan Payung Negeri Aceh Darussalam memutuskan menetapkan:
Pertama: Memberi izin penyelenggaraan program-program studi Kesehatan Masyarakat jenjang program sarjana (S1) dan prodi Kebidanan jenjang program Diploma III (DIII) pendirian sekolah tinggi ilmu kesehatan (Stikes) payung negeri aceh Darussalam, yang diselenggarakan oleh yayasan payung negeri aceh Darussalam.
Kedua: Ijin penyelenggaraan program studi diberikan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tahun akademik pertama setelah ditetapkan keputusan ini.
Ketiga: Pemrakarsa wajib menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan program studi selambat-lambatnya satu bulan terhitung sejak akhir smester kepada direktorat jendral pendidikan tinggi, dan perguruan tinggi swasta melalui korpertis dengan mengunakan perangkat media data penyimpanan elektronik (CD) untuk dievaluasi. Kelalaian untuk melaksanakan “dictum” ini, dapat menyebabkan dicabutnya izin penyelenggaraan.

Keempat: Pemrakarsa wajib menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemrakarsa bertanggungjawab untuk menyelenggarakan program studi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan bertanggungjawab terhadap segala akibat sebagai konsekwensi dinyatakannya program studi tidak layak bedasarkan hasil evalusi selama 2 (dua) tahun penyelenggaraan:

Kelima: Ijin penyelenggaraan program studi ini tidak dapat dipakai sebagai dasar 1.Permohonan akreditasi BAN-PT
2.Untuk meminta fasilitas dan sumber daya kepada departemen pendidikan nasional

Yang dtetapkan dijakarta dikeluarkan pada tanggal 24 Juni 2005 A.n Menteri Pendidikan Nasional DIKTI SATRIO SOEMANTRI BRODJONEGORO Apakah aturan ini baku sehingga harus diikuti atau ditaati oleh penerima keputusan ini ataupun sebagai aturan permainan belaka karena menurut GSF telah terjadi penyalahgunaan izin oleh yayasan payung nad

Bedasarkan temuan team investigasi Grassroots Society Forum (GSF) terhadap keberadaan fakultas payung negeri nanggroe aceh darussalam telah mengeluarkan ijazah atas izin mendiknas RI No:80/D/O/2005 izin penyelenggaraan sebagai berikut :

1. Stikes Payung Negeri NAD izin mendiknas RI No:80/D/O/2005 tentang izin penyelenggaraan pendidikan sudah kadarluwarsa/mati yang tertulis diijazah izin mendiknas RI No:80/D/O/2005, ijazah dikeluarkan pada tahun 2009 dibener meriah dan dimeulaboh. Dan Stikes Payung Negeri NAD izin mendiknas RI No:80/D/O/2005 telah membuka kelas jauh. telah melanggar Surat Edaran Dirjen Dikti no. 2630/D/T/2000 bertanggal 22 September 2000 tentang Penyelenggaraan kelas Jauh dan menyalahgunakan izin.

2. Ijazah Kelulusan Prodi DIII Kebidanan Angkatan Tahun 2005 DIBERIKAN DIMEULABOH NAD pada tanggal 16 Februari 2009, yang ditanda tangan oleh ketua STIKes Prof.Dr.H.TMA Chalik, SpOG (K) dan Pembantu Ketua Bidang Akademik Tri Mulyono Herlambang, SKM, M.Kes dimeulaboh tanggal 07 Maret 2009, keduanya ini pemberi gelar A.Md.Keb pada mahasiswa Akademi Kebidanan (Jenjang Diploma III) segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut tertulis di ijazah izin mendiknas RI nomor 80/D/0/2005 izin penyelenggaraan yang sudah mati dua tahun lalu yaitu tanggal 24 Juni 2007.

3. Ijazah Kelulusan Prodi DIII Kebidanan Angkatan Tahun 2005 diberikan DI BENER MERIAH NAD pada tanggal 24 Januari 2009 yang ditanda tangan oleh ketua STIKes Prof.Dr.H.TMA Chalik, SpOG (K) dan Pembantu Ketua Bidang Akademik Tri Mulyono Herlambang, SKM, M.Kes dibener meriah tanggal 24 januari 2009, keduanya ini pemberi gelar A.Md.Keb pada mahasiswa Akademi Kebidanan (Jenjang Diploma III) segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut tertulis di ijazah izin mendiknas RI nomor 80/D/0/2005 izin penyelenggaraan yang sudah mati dua tahun lalu yaitu tanggal 24 Juni 2007.

4. Berdasarkan temuan team investigasi GSF dari pembicaraan dengan 10 orang mahasiswa dari berbagai angkatan mulai angkatan 2005-2009 STIKes payung negeri NAD dimeulaboh, mereka tidak kenal dengan professor tersebut diatas walaupun ijazah mereka professor tersebut keluarkan.

5. Pada tahun 2008 Yayasan payung negeri nad kembali mendapat izin penyelenggaraan STIKes Medika seramoe barat berdasarkan izin mendiknas nomor 84/D/O/2008 untuk prodi keperawatan SI dan prodi kebidanan DIII tempat dimeulaboh kabupaten aceh barat yang dikeluarkan pada tanggal 22 Mei 2008 A.n. Menteri pendidikan Nasional Direktur jendral Pendidikan tinggi FASLI JALAL, yang berakhir izinnya tanggal 22 Mei 2010 dengan masa waktu perpanjangan tiga bulan sebelum berakhir izin tertulis diSK mendiknas tersebut. Dan menurut analisa GSF tiada hubungan antara izin mendiknas Nomor 80/D/O/2005 dengan izin mendiknas nomor 84/D/O/2008.

Mendesak pada Bapak/ibu menuntaskan segera:

1. Untuk menjelaskan keafsahan ijazah yang tercantum izin yang sudah kadarluwarsa atau mati yaitu izin mendiknas nomor 80/D/O/2005 yang sudah mati pada tanggal 24 juni 2007 yang lalu dan Apakah ijin penyelenggaraan sudah mati tersebut yang dikeluarkan mendiknas dapat mengeluarkan ijazah jangan-jangan ini PLAGIAT PENDIDIKAN dan menurut penelusuran GSF, STIKES payung negeri nad dan Stikes medika seramoe barat belum memenuhi peraturan, bahkan terindikasi melanggar peraturan proses pembelajarannya belum sesuai ketentuan yang berlaku. Dan melanggar Surat Edaran Dirjen Dikti No 2630/D/T/2000 bertanggal 22 September 2000 tentang Penyelenggaraan kelas Jauh.

2. Menjelaskan legalitas ijazah yang ditanda tangan oleh Prof.Dr.H.TMA Chalik, SpOG (K) dan Pembantu Ketua Bidang Akademik Tri Mulyono Herlambang, SKM, M.Kes dimana ijazah lulusan dikabupaten bener meriah dan lulusan dikabupaten aceh barat sama dan mohon dijelaskan status kampus antar kabupaten ini yang ijazah ditanda tangan sama dengan format tulisan diijazah berbeda (antar ijazah).

3. Mendesak Dikti untuk datang kemeulaboh bersama kopertis menjelaskan perguruan tinggi yang sebenarnya pada Pemerintah Daerah, DPRD beserta tokoh masyarakat, media dan LSM sehingga masyarakat tidak dirugikan oleh perguruan tinggi swasta yang ada dikabupaten aceh barat yang terindikasi MAFIA PENDIDIKAN wajib diberantas segera. Dan menjelaskan status mahasiswa (i) Stikes payung negeri NAD mulai angkatan tahun 2005 -2007 mahasiswa kesehatan masyarakat S1 dan Mahasiswi kebidatan DIII yang mereka sampai saat ini masih kuliah di desa seunebok kabupaten aceh Barat sedangkan nama mereka tercatat dalam epsbed Stikes payung negeri bener meriah redolong apakah kampus ini tergolong kelas jauh atau kelas dekat dengan jarak kabupaten aceh barat dengan kabupaten bener meriah lebih kurang 350 KM.

4. Mendesak badan kepegawaian negara (BKN) untuk menjelaskan legalitas ijazah yang tertulis izin kadarluwarsa/mati. Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil pasal 11 ayat 5 Ijazah sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) adalah Ijazah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi negeri dan/atau Ijazah yang diperoleh dari sekolah atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berwenang menyelenggarakan pendidikan. Berdasarkan penelusuran team GSF Stikes payung negeri izinnya sudah mati/cacat demi hukum akreditasi dengan nama nama yang lulus CPNS dikabupaten Aceh Barat dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Payung Negeri Aceh Darussalam (Nanggroe Aceh Darussalam) tertulis diijazah izin mendiknas RI No:80/D/O/2005 adalah bernama Merida Sri Wulandari Nomor Peserta 070400405, Eka Yuliana Nomor Peserta 070400379, Sri Wahyuni Nomor Peserta 070400411, Ivany Dini Octari Nomor Peserta 070400404, Cut Mutia Hafriyata Nomor Peserta 070400336, Cut Dian yuliani Nomor Peserta 070400426, Rina Yunsani Nomor Peserta 070400340, Mardiana Nomor Peserta 070400351, Sofyati A.MD Keb Nomor Peserta 070400333, Yuli April Yana Nomor Peserta 070400377 dan Yusmawan Novia 070400339, sedangkan dikabupaten Nagan raya yang lulus Nina Novarita Nomor Peserta 160400103, Cut Zarni Nomor Peserta 160400083. Apakah sah ijazah mereka ini yang kuliah dimeulaboh maupun dibener meriah yang ijazah ditanda tangan oleh professor tersebut diatas dan tertulis izin yang telah habis masa berlakunya/mati supaya masyarakat dan daerah tidak rugi.

5. Mendesak Pihak yayasan/pengelola Stikes segera realisasikan dan inflimentasikan 15 (lima belas) tuntutan mahasiswa(i) peduli stikes (MPS) bukan melakukan skorsing pada mahasiswa (i) yang menegakkan peraturan pendidikan.

6. GSF mendesak pihak yayasan dan Pemrakarsa untuk bertanggung jawab penuh terhadap legalitas Ijazah yang dikeluarkan STIKES payung negeri karena lembaga pendidikan ini adalah lembaga profesional yang menyangkut nyawa manusia sehingga tidak ada istilah kampus asal asalan dengan penuh “rekayasa/kebohongan”. Sehingga ijazah yang dikeluarkan legal sesuai peraturan pendidikan.

7. Terlampir Nama nama mahasiswa (i) yang masih aktif kuliah di meulaboh sampai hari ini tetapi nama mereka tercatat dalam data epsbeb bener meriah angkatan 2005-2007 dari DIII kebidanan dan SI Kesehatan Masyarakat.

Demikian surat ini disampaikan, atas perhatian dan partisipasi dari pihak pemerintah kami ucapkan terima kasih.
Meulaboh, 24 Februari 2010
Pengurus GSF



Abdul Jalil
Direktur Eksekutif

Probabilitas

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata kuliah statistika bagi mahasiswa sangat diperlukan terutama ketika seorang mahasiswa harus mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan data untuk pembuatan skripsi, thesis atau disertasi. Dalam hal ini pengetahuan statistik dipakai dalam menyusun metodologi penelitian.
Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistika merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika terapan. Oleh karena itu untuk memahami statistika pada tingkat yang tinggi, terebih dahulu diperlukan pemahaman ilmu matematika.
Dinegara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang, ilmu statistika berkembang dengan pesat sejalan dengan berkembangnya ilmu ekonomi dan teknik. Bahkan kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh sejauh mana negara itu menerapkan ilmu statistika dalam memecahkan masalah-masalah pembangunan dan perencanaan pemerintahannya.
Jepang sebagai salah satu negara maju, konon telah berhasil memadukan ilmu statistika dengan ilmu ekonomi, desain produk, psikologi dan sosiologi masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian konsep dasar probabilitas
2. Bagaimana menguji suatu model analisis kombinatorial
C. Tujuan Penelitian
- Memahami analisis kombinatorial dan permutasi dan kombinasi.
- Menguji hipotesis karakteristik
D. Manfaat Penelitian
Manfaat mengetahui probabilitas adalah membantu pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia tidak ada kepastian, dan informasi yang tidak sempurna.
E. Kerangka Pemikiran
Penggunaan Probabilitas didasarkan pada asumsi diantaranya sebagai berikut :
- Probabilitas dispesifikasi secara benar.
- Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis kombinatorial
F. Metode Analisis
Dengan mengamati atau menganalisis suatu obyek melalui ekspresi luar dari obyek tersebut dalam bentuk karya lukisan atau tulisan. Metode ini dipakai dalam psikologi untuk mengetahui sikap, emosi dan kepribadian seseorang.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Probabilitas
Probabilitas adalah peluang suatu kejadian Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang. Untuk membantu pemahaman konsep dasar probabilitas terlebih dahulu harus memahami analisis kombinatorial yaitu analisis bilangan faktorial, permutasi dan kombinasi.
1. Bilangan Faktorial
Bila n bilangan bulat positif, maka bilangan faktorial ditulis dengan n! dan didefinisikan sebagai :
n! = n(n-1)(n-2)……3.2.1
0! = 1 dan 1! = 1
2. Permutasi
Susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota himpunan dan memberi arti pada urutan anggota dari masing-masing susunan tersebut disebut permutasi yang biasanya ditulis dengan lambang huruf P.
Bebarapa jenis permutasi
a. Permutasi Melingkar/Keliling
Permutasi melingkar adalah suatu permutasi yang dibuat dengan menyusun anggota-anggota suatu himpunan secara melingkar. Dua permutasi melingkar dianggap sama bila didapatkan dua himpunan permutasi yang sama dengan cara beranjak dari suatu anggota tertentu dan bergerak searah jarum jam. Banyaknya permutasi yang disusun secara melingkar adalah (n-1) !
b. Permutasi dari sebagian anggota yang sama jenisnya
Bila suatu himpunan terdiri dari n anggota, maka ada kemungkinan sebagian anggotanya ada yang mempunyai jenis yang sama. Misalnya jenis 1 terdiri atas n1 yang sama, jenis 2 terdiri atas n2 yang sama, jenis 3 terdiri atas n3 yang sama dan jenis k terdiri atas nk yang sama, maka banyaknya permutasi yang dapat dibuat adalah :
3. Kombinasi
Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian dari anggota himpunan itu tanpa memberi arti pada urutan anggota dari masing-masing susunan tersebut disebut kombinasi yang ditulis dengan lambang C.
Bila himpunan itu terdiri atas n anggota dan diambil sebanyak r, tentu saja r lebih kecil atau sama dengan n, maka banyaknya susunan yang dapat dibuat dengan cara kombinasi adalah :
Kombinasi ditulis juga dengan cara : C(n,r) atau Cn,r

B. Dasar Probabilitas
Banyak kejadian sehari-hari yang sulit diketahui dengan pasti, terutama kejadian- kejadian yang akan datang atau sesuatu yang belum terjadi, misalnya :
a. Apakah nanti malam akan datang hujan ?
b. Apakah tahun depan harga minyak mentah akan naik ?
c. Apakah operasi jantung yang akan dilakukan tim dokter besok pagi akan berhasil ?
Begitu juga dalam percobaan statistika, sulit diprediksi hasil-hasil yang akan muncul, misalnya : Pada pelemparan sebuah uang logam, apakah akan muncul, muka atau belakang.
Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti tetapi dengan melihat fakta-fakta yang ada sebelumnya maka suatu peristiwa atau kejadian dapat diprediksi dengan suatu derajat atau tingkat kepastian tertentu.
C. Aturan Hukum Probabilitas
a. Probabilitas gabungan
Probabilitas gabungan dari 2 atau lebih kejadian klinis merupakan probabilitas yang dapat terjadi secara bersamaan, dan dituliskan sebagai P(A+B) , Contoh:
Berapa probabilitas sampel yang bebas penyakit mempunyai hasil tes –?
Lihat kolom Penyakit – dan Hasil –
Ada 86 dari 100 sampel yang secara bersamaan tanpa penyakit dan hasil tes – atau P(A+B) = 86/100 = 0,86
b. Probabilitas terkondisi
Probabilitas terkondisi adalah probabilitas suatu kejadian akan terjadi setelah kejadian lain telah terjadi P(A/B)
Contoh :
1. Berapa probabilitas sampel yang kadar kolesterolnya antara 120-139 mg/dL dari mereka yang kadarnya di bawah 240 mg/dL? Mereka yang kadar kolesterolnya di bawah 240 adalah 523 dan Yang diantara 120-139 = 10. P(B/A) = 10/523=0,19
2. Berapa probabilitas sampel yang dinyatakan sakit dari mereka yang hasil tesnya ? Mereka yang hasil tesnya + = 11 dari 100 sampel.
Dari 11 tsb yang dinyatakan sakit = 7. P (penyakit+/hasil+) = 7/11 = 0,64, Artinya dari mereka yang hasil tesnya + ada 64% dinyatakan penyakit +.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Probabilitas adalah peluang suatu kejadian Suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang
2. Untuk membantu pemahaman konsep dasar probabilitas terlebih dahulu harus memahami analisis kombinatorial yaitu analisis bilangan faktorial, permutasi dan kombinasi
B. Saran
1. Untuk memahami analisis kombinatorial atau analisis bilangan faktorial, terlebih dahulu harus memahami konsep dasar probabilitas yang tujuannya untuk membantu pemahaman permutasi dan kombinasi.
2. Untuk melihat fakta-fakta suatu peristiwa atau kejadian dapat diprediksi dengan suatu derajat atau tingkat kepastian tertentu terdahulu.


DAFTAR PUSTAKA
Shavelson, Richard J. 1998. Statistical Reasoning for the Behavioral Science. Boston: Allyn & Bacon
Kustituanto, B. & Badrudin, R. 1994. Statistika 1 - Deskriptif. Seri Diktat Kuliah. Jakarta : Penerbit Gunadarma
Glasnapp, D.R. & Poggio, J.P. 1985. Essentials of Statistical Analysis for The Behavioral Sciences. Ohio : Charles E. Merrill Publishing Co.
Mosteller, F, Fiedler, S.E, Rourke. 1983. Beginning Statistics with Data Analysis. Massachusetts : Addisson Wesley Publishing Co.
Sutrisno, H. 1999. Statistik Jilid 2,3,4. Yogyakarta : Andi Offset.

Sosialisasi Generasi Muda Terhadap Perpustakaan Keliling

A. Latar Belakang Masalah
Istilah “perpustakaan” memang sudah tidak asing lagi bagi seorang pelajar, begitu juga bagi para pekerja kantor dan masyarakat, baik yang berpendidikan maupun yang tidak. Mengapa demikian? Alasannya adalah di Indonesia terdapat kesenjangan budaya dan intelektualitas disebabkan oleh peradaban yang belum merata di antara seluruh bangsa.
Dengan berkembangnya intelektual masyarakat dan kemajuan teknologi dari dasawarsa ke dasawarsa dan dari abad ke abad, menyebabkan perpustakaan tidak lagi hanya sebagai tempat penghimpunan dan peminjaman buku, melainkan juga sebagai bahan-bahan telaah lainnya, baik dalam bentuk media visual, maupun media audio dan media audio-visual.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa perpustakaan hadir tidak hanya sebagai sarana edukatif dan rekreatif, tetapi juga sebagai sarana informatif, kreatif dan inovatif, sejalan secara simbiosis dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi.
Namun, tidak semua orang bisa menikmati perpustakaan yang tersedia di masing-masing daerah, atau dalam suatu lembaga pendidikan lantaran minimnya pengetahuan mereka tentang wacana tersebut atau dikarenakan fasilitas buku-buku perpustakaan yang kurang memadai.
Saat ini pula, masih kita jumpai dilingkungan pedesaan yang jauh dari peradaban media komunikasi modern belum bisa baca tulis (buta huruf) dengan alasan faktor pendidikan mereka yang rendah. Selain itu, mereka juga mengeluh semakin mahalnya biaya pendidikan serta harga buku-buku pelajaran bagi anak-anak mereka. Oleh karena itu, kita sebagai pemuda yang peduli terhadap lingkungan sekitar perlu memperhatikan hal tersebut. Sebab, bangsa ini akan semakin maju jika generasi penerusnya berwawasan luas, ber-IPTEK dan ber-IMTAQ serta cinta tanah air dan bangsa.
Sedang kita tahu bahwa salah satu cara untuk memperluas khazanah intelektual kita adalah dengan membaca buku terkait dengan fungsi perpustakaan, maka kita sebagai pemuda yang berpendidikan patut menyumbangkan ide/pikiran tentang solusi bagi masyarakat yang kurang bisa menjangkau media intelektual tersebut. Dengan kata lain, memberikan sumbangsih yakni mengadakan sosialisasi perpustakaan keliling. Dengan mengadakan kegiatan ini, diharapkan masyarakat menengah ke bawah mampu memanfaatkannya sebaik mungkin dan dapat mengurangi buta huruf yang menjangkit masyarakat sekitar serta mampu mengembangkan minat baca mereka terhadap buku.
Dalam membahas kegiatan ini, perlu terlebih dahulu dijelaskan secara ringkas pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, efektivitas komunikasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, guna terealisasinya kegiatan sosialisasi perpustakaan keliling sesuai dengan perencanaan komunikasi. Pertama, pengertian komunikasi dalam garis besarnya adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain, kedua belah pihak dapat saling memahami (komunikatif), baik dari pengirim pesan (komunikator) maupun penerima pesan (komunikator).
Kedua, unsur-unsur atau komponen komunikasi yang terdiri dari: komunikator (orang yang menyampaikan pesan), pesan (pernyataan yang didukung oleh lambang), komunikan (orang yang menerima pesan), media (sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya) dan efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan).
Ketiga, untuk mencapai tingkat efektivitas komunikasi, maka harus kita sadari bahwa komunikan memiliki sifat yang selektif dalam memilih media massa yang akan digunakannya. Dan keselektivitasan komunikan dalam memilih pesan tergantung pada dua faktor, yakni expectation of reward (mengharapkan ganjaran) dan effort to be required (menghendaki suatu usaha). Adapun fakkor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada umumnya, yakni kemungkinan berbagai hambatan yang dapat timbul, diantaranya: kebisingan, keadaan psikologis komunikan, kekurangan ketrampilan komunikator atau komunikan, kesalahan penilaian oleh komunikator, kurangnya pengetahuan komunikator/komunikan, bahasa, isi pesan berlebihan, bersifat satu arah, faktor teknis, kepentingan/interest, prasangka, cara penyampaian terlalu verbalistik dan sebagainya.
Namun, untuk merealisasikan kegiatan ini, perlu dibahas terlebih dahulu tentang perencanaan komunikasi guna suksesi kegiatan sosialisasi perpustakaan keliling tersebut. Maka, makalah ini akan membahas sekelumit tentang perencanaan komunikasi dalam rangka pendekatan sosialisasi perpustakaan keliling di pedesaan terbelakang. Dalam artian, pedesaan yang belum tersentuh oleh media komunikasi modern.
B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah pembahasan, maka rumusan masalah akan dijabarkan dalam poin-poin berikut ini:
1. Bagaimana perencanaan komunikasi dalam rangka pendekatan terhadap sosialisasi perpustakaan keliling dapat berlangsung sesuai dengan sistem komunikasi yang komunikatif?
2. Sejauh mana peran serta dan pengaruh perencanaan komunikasi tersebut terhadap masyarakat (komunikan)?
C. Pembahasan
Sebagaimana keterangan di atas, dalam rangka pendekatan terhadap sosialisasi perpustakaan keliling, diperlukan perencanaan komunikasi yang matang, agar dapat berlangsung secara komunikatif. Dengan demikian, terdapat empat elemen utama perencanaan, yaitu:
1. Tujuan (objective). Kondisi masa depan yang akan dicapai.
2. Aksi (Action). Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
3. Sumber Daya (Resources). Hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksakan aksi.
4. Pelaksanaan (Implementation). Tata cara dan arah pelaksanaan kegiatan.
1.) Tujuan (objective)
Tujuan interaksi/komunikasi adalah keterpaduan antara konsep diri dengan konsep orang lain, suatu kemampuan yang sempurna untuk mengantisipasi, menduga dan bertindak selaras dengan kebutuhan bersama antara diri sendiri dengan orang lain. Adapun tujuan dari komunikasi dalam rangka pendekatan terhadap sosialisasi perpustakaan keliling adalah:
a. Mengubah sikap (to change the attitude). Agar masyarakat (komunikan) mengerti pesan yang kita sampaikan sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.
b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion). Kita sebagai komunikator yang baik, maka kita harus mengetahui aspirasi masyarakat (komunikan) tentang apa yang diinginkannya. Dengan kata lain, memahami orang lain dan tidak mengedapankan pendapat kita. Sehingga masyarakat dengan leluasa mampu mengembangkan dan mengolah opini/pendapat mereka setelah diadakannya kegiatan ini.
c. Mengubah perilaku (to change the behavior). Supaya pendapat/gagasan kita dapat diterima orang lain, maka kita harus berusaha agar gagasan kita dapat mereka terima dengan pendekatan persuasif tanpa memaksakan kehendak mereka. Dengan mengadakan kegiatan ini, diharapkan masyarakat mau memanfaatkan media kepustakaan yang disediakan, mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
d. Mengubah masyarakat (to change the society). Dalam artian, menggerakkan masyarakat untuk melakukan sesuatu, yakni dengan melakukan kegiatan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat terdorong/tergerak hatinya untuk membaca dan sebagainya.
2.) Aksi (action). Setelah kita mengetahui tujuan diadakannya sosialisasi perpustakaan keliling ini, selanjutnya kita membahas aksi yang perlu dilakukan, yakni:
a. Pendekatan kemasyarakatan. Yakni melalui mekanisme sosio-kultural. Hal ini tidak lepas dari proses komunikasi yang akan dilancarkan. Agar kita sebagai komunikator mengetahui opini/pendapat mereka serta mengetahui apa yang mereka inginkan, maka kita perlu mengenal masyarakat/turun lapangan terlebih dahulu agar tidak terjadi “ledakan-ledakan” yang tidak diinginkan.
b. Pendekatan koordinatif dan integratif. Dengan kata lain, untuk mempercepat tercapainya tujuan, maka perlu dilakukan koordinasi dan integrasi antara pelaksana/pantia kegiatan tersebut (komunikator) dengan para anggotanya, begitu juga koordinasi dengan masyarakat (komunikan). Dan menyusun kegiatan tersebut sehingga masyarakat paham akan isi pesan yang disampaikan dalam kegiatan tersebut.
c. Pendekatan edukatif dan persuasif. Pendekatan ini mempunyai peranan penting untuk mencapai perubahan sikap mental yang negatif dari sasaran kita (masyarakat), terutama dari media massa agar lebih berperan serta secara positif dalam ikut mewujudkan tujuan dari sosialisasi perpustakaan keliling. Dengan kata lain, menetapkan metode penyampaian yang akan digunakan. Baik itu dari segi pelaksanaannya, maupun bentuk isinya.
d. Seleksi dan penggunaan media. Penggunaan medium sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut pengaruh dalam masyarakat, merupakan suatu keharusan. Karena, selain media komunikasi mampu menjangkau jumlah besar khalayak masyarakat, juga mempunyai fungsi sosisal yang kompleks. Dengan kata lain, kita harus cermat/selektif dalam memilih media komunikasi yang akan kita gunakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi perpustakaan keliling tersebut.
3.) Sumber daya (resources). Setelah kita merencanakan aski tersebut, langkah berikutnya yakni sumber daya. Dalam artian, hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan aksi. Diantaranya adalah:
a. Menentukan jenis media yang akan digunakan. Baik berupa media visual, maupun media audio dan media audio-visual.
b. Proses komunikasi yang komunikatif, baik itu antara panitia pelaksana (komunikator) dengan khalayak masyarakat (komunikan) atau dari segi penyampaian pesan dan unsur-unsur komunikasi lainnya.
c. Mengaplikasikan/menerapkan teknik komunikasi persuasif. Dalam hal ini terdapat tahapan dalam komunikasi persuasif yang perlu dilaksanakan secara sistematis yakni suatu formula yang disebut dengan AIDDA (attention [perhatian], interest [minat], desire [hasrat], decision [keputusan], action [kegiatan]) yang dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan, agar masyarakat tergerak hatinya/berminat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut.
4.) Pelaksanaan (implementation). Hal ini berhubungan dengan tata cara dan arah pelaksanaan kegiatan. Dan pelaksanaan (implementation) ini akan kita selenggarakan setelah melaksanakan tahap-tahap perencanaan di atas yang telah disebutkan. Adapun tata cara pelaksanaan kegiatan sosialisasi perpustakaan keliling adalah sebagai berikut:
a. Menyelidiki dan mendengar (fact finding). Hal ini meliputi penelitian pendapat, sikap dan reaaksi masyarakat. Dengan begitu, kita akan mengetahui masalah apa yang sedang mereka hadapi. Sebagai contoh: minimnya masyarakat yang bisa baca tulis dan minimnya biaya orang tua untuk membelikan buku-buku pelajaran bagi anak mereka. Dengan mengadakan kegiatan ini, diharapkan bisa sedikit membantu mengurangi beban mereka. Selain itu juga membantu mengeluarkan mereka dari kebuta hurufan.
b. Mengambil ketentuan dan merencanakan (planning) setelah pendapat, sikap dan reaksi masyarakat dianalisa, lalu diserahkan dengan kebijaksanaan dan kegiatan organisasi (yakni berupa kegiatan sosialisasi). Pada taraf ini bisa ditemukan “pilihan yang diambil”.
c. Melaksanakan komunikasi (communication). Rencana-rencana di atas harus dikomunikasikan dengan semua pihak yang bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dengan tahap ini kita “menerangkan (menjelaskan) tindakan yang diambil dan apa alasan jatuhnya pilihan tersebut”. Setelah mendapat kesepakatan dari semua pihak, maka kegiatan akan disahkan. Dalam hal ini, kita mengambil tema sosialisasi perpustakaan keliling.
d. Penilaian (evaluation). Dinilai dari segi-segi berhasil tidaknya, apa sebab-sebabnya, apa yang sudah dicapai, apa resep kemanjurannya dan apa faktor pennghambatnya. Bagaiman hasil pelaksanaan tugas dan sebab-sebabnya “itulah pertanyaan yang timbul dalam tahap ini”.
Adapun rencana kegiatan tersebut adalah:
a. Tema kegiatan: “Sosialisasi Generasi Muda Terhadap Perpustakaan Keliling”
b. Komunikator : panitia pelaksana yang terdiri dari pelajar SMU sederajat dan mahasiswa serta pihak instansi yang terkait.
c. Komunikan: masyarakat setempat. Baik untuk anak-anak maupun orang tua.
d. Pesan yang disampaikan:
- Spanduk dan baleho: “Dengan Membaca Buku, Kita Raih Cakrawalala Dunia”.
- Radio: mengajak masyarakat untuk gemar membaca buku. Dan mempublikasikan sosialisasi perpustakaan keliling.
e. Media yang digunakan:
e. Adapun media yang digunakan adalah:
- Alat transportasi: mobil dan sepeda motor.
- Media visual: baleho dan spanduk.
- Media audio visual: radio, mikrophon (mic) sound system (pengeras suara).
- Buku-buku bacaan yang akan disosialisasikan. Baik umum maupun buku yang berbasis pendidikan.
f. Alasan memilih media:
- Baleho dan spanduk lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
- Mobil dan sepeda motor: sebagai alat yang mudah untuk menjangkau pedesaan.
- Mikrophon dan sound system merupakan media yang efektif dalam mempublikasikan kegiatan sosialisasi tersebut.
- Dengan radio akan lebih mudah untuk mempublikasikan kegiatan yang disampaikan melalui media audio.
- Buku perpustakaan merupakan khazanah kepustakaan yang digunakan sebagai media visual.
g. Model pelaksanaan:
- Petugas perpustakaan berkeliling dari desa ke desa dengan mengendarai mobil khusus perpustakaan.
- Pelaksanaan sosialisasi adalah setiap hari. Mengenai waktu dan tempat kondisional atau sesuai dengan kesepakatan antara panitia atau petugas dengan masyarakat dari desa terkait.
D. Simpulan
Setelah penulis membahas makalah tentang perencanaan komunikasi dalam rangka pendekatan sosialisasi perpustakaan keliling yang telah diterangkan sebelumnya, maka penulis akan kemukakan secara ringkas beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa perpustakaan merupakan suatu media komunikasi, baik berupa media visual, maupun audio dan audio-visual yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Baik itu dari kalangan pelajar, para pekerja dan sebagainya. Namun tidak semua orang dapat menikmati fasilitas perpustakaan yang telah disediakan.
2. Masih kita dapati suatu daerah tertentu (pedesaan) secara mayoritas, komunitas masyarakatnya buta huruf dan rendahnya pendidikan mereka lantaran faktor ekonomi serta jauh dari jangkauan media komunikasi.
3. Mengingat banyaknya masyarakat pedesaan yang masih buta huruf dan rendahnya pendidikan mereka, maka sebagai generasi muda yang berpendidikan, patut memberi solusi yakni mengadakan kegiatan sosialisasi perpustakaan keliling, guna mengentaskan buta huruf serta meningkatkan kualitas intelektual mereka, terlebih bagi anak-anak mereka.
4. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, penulis membuat perencanaan komunikasi dalam rangka pendekatan terhadap sosialisasi perpustakaan keliling yang meliputi empat elemen utama perencanaan yaitu:
a. Tujuan (objective). Kondisi masa depan yang akan dicapai.
b. Aksi (Action). Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. Sumber Daya (Resources). Hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksakan aksi.
d. Pelaksanaan (Implementation). Tata cara dan arah pelaksanaan kegiatan.
5. Dengan diadakannya kegiatan ini, penulis memprediksikan bahwa kegiatan ini akan memberikan (menghasilkan) pengaruh positif bagi masyarakat di daerah/pedesaan tersebut, maupun juga bagi panitia pelaksana (yakni generasi muda) yakni menambah khazanah intelektual mereka terhadap wacana kepustakaan, mengurangi kebuta hurufan (tidak bisa baca tulis), juga meningkatkan minat baca mereka terhadap buku. Perlu kita ketahui, bahwa semua ini akan terealisasi dengan sukses jika antara unsur-unsur komunikasi (komunikator, komunikan, pesan, media dan efek) berlangsung dengan lancar dan komunikatif.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, Cetakan ke-2, Bandung: CV Armico Bandung, 1982.
Erna, Awanda, http://awandaerna.multiply.com/journal/item/3
Hanafi, Abdillah, Memahami Komunikasi Antar Manusia, Surabaya: Usaha Nasional, 1984.
Rakhmat, Jalaluddin, psikologi komunikasi, Cetakan ke-26, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Uchana Effendy, Onong , Dinamika Komunikasi, Cetakan ke-3, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993.
Uchana Effendy, Onong, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Cetakan ke- 3, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003.
Widjaja, A.W., Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyrakat, Edisi I, Cetakan ke-2, Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Istilah “perpustakaan” atau dalam bahasa Inggris library berasal dari kata latin librarius, yang secara harfiah berarti “kumpulan buku”. Lihat Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, M.A., Dinamika Komunikasi, cet. 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 199.
Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, M.A., Dinamika Komunikasi, cet. 3, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 199.
Istilah “komunikasi” diambil dari perkataan Inggris communication yang bersumber dari bahasa latin communicatio yang artinya pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu). Kata sifat dari communis yang artinya bersifat umum dan terbuka. Bersama-sama (common, commoness). Kata kerjanya communicare yang artinya bermusyawarah, berunding atau berdialog. Untuk lebih jelasnya, lihat Drs. Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Cet. 2, (Bandung: CV Armico Bandung, 1982), 14. Lihat juga dalam Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, M.A., Dinamika Komunikasi, Cet. 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 3-4.
Drs. A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyrakat, Ed. 1, Cet. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 8.
Ibid, 6.
Ibid, 25.
Ibid, 25-26.
http://awandaerna.multiply.com/journal/item/3
Drs. Abdillah Hanafi, Memahami Komunikasi Antar Manusia, (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), 284.
Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, M.A., Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Cet. 3, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), 55. Lihat juga dalam buku Drs. A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyrakat, Ed. 1, Cet. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 10-11.
Drs. A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyrakat, Ed. 1, Cet. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 60.
Drs. Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Cet. 2, (Bandung: CV Armico Bandung, 1982), 72.
“Media atau medium” berasal dari bahasa Latin yang berarti saluran atau alat menyalurkan. Dalam pengertian jamak memakai istilah media, sedang dalam pengertian tunggal memakai istilah medium. Selengkapnya lihat dalam buku Drs. Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Cet. 2, (Bandung: CV Armico Bandung, 1982), 23.
Ibid, 78.
Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, M.A., Dinamika Komunikasi, Cet. 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 25.
Drs. A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyrakat, Ed. 1, Cet. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 56.
http://awandaerna.multiply.com/journal/item/3

Sistim Informasi Pemasaran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai perkembangan sekarang, perusahaan yg menggunakan TPS( transaction processing unit, database yag ada dapat digabungkan dg database non transaksi yg berasal dari sistem informasi fungsional. Gabungan database ini dapat digunakan oleh manajer semua level untuk membuat laporan, salah satu sistem fungsional yg akan kita bahas sekarang adalah sistem informasi pemasaran.
Produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun peminatnya. Oleh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil produk yaitu melalui kegiatan promosi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluan pada beberapa sasaran pasar.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dengan lebih pasti system informasi pemasaran yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam persaingan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Informasi Pemasaran
Jika didefinisakan dalam arti yang luas, sistem informasi pemasaran adalah kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut.
B. Macam-Macam Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran terdiri dari beberapa subsistem antara lain:
1. Subsistem riset pemasaran, merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan dan calon pelanggan.
2. Subsistem informasi pemasaran, merupakan subsistem yg berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis terhadap pesaing.
3. Subsistem pemrosesan transaksi, merupakan subsistem berupa sistem informasi akuntansi.
4. Subsistem produk, berguna untuk membuat rencana produk baru.
5. Subsistem tempat, berguna untuk pengambilan keputusan terhadap penentuan tempat yg sesuai dg pelemparan produk yg dihasilkan.
6. Subsistem promosi, berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yg dilakukan untuk meningkatkan penjualan.
7. Subsistem harga, berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yg dihasilkan.
8. Subsistem peramalan penjualan, untuk melakukan peramalan penjualan.
C. Komponen Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran mempunyai komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum, yaitu :
a. Komponen Input Pemasaran
Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran menlakukan penelitian khusus mengenai operasi pemasaran.
b. Komponen Model Pemasaran
Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama,penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif dan untuk persetujuan kredit.
c. Komponen Basis Data Pemasaran
Data yang digunakan oleh Subsistem out put berasal dari data base. Beberapa data dalam data base adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.
d. Komponen Output Pemasaran
Tiap Subsistem out put menyediakan informasi tentang Subsistem itu sebagai bagian dari bauran Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Subsistem promosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklana perusahaan dan penjualan langsung. Subsistem harga membantu manajer untuk membuat keputusan harga.
D. Subsistem Sistem Informasi Pemasaran
Subsistem Penelitian Pemasaran (Riset Pemasaran) merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan dan calon pelanggan. Manajer pemasaran dapat mengunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis informasi tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada pelanggan dan calon pelanggan :
a. Subsistem Produk
Subsistem produk berguna untuk membuat rencana produk baru, yaitu :
1. Siklus hidup produk
Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap unsur dalam bauran pemasaraan dan kemudian mengintegrasikan menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk mengarahkan manajer dalam membuat keputusan-keputusan ini seperti arti namanya siklus hidup produk.
2. Model evaluasi produk baru
Keputusan untuk mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan secara matang dan dengan dasar keuangan yang baik dan dibuat oleh eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan banyak produk baru mengembangkan suatu prosedur formal yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan sumber daya.
b. Subsistem Tempat
Pengambilan keputusan terhadap penentuan tempat yang sesuai dengan pelemparan produk yg dihasilkan sangat menentukan tingkat penjualan produk. Untuk itu, posisi subsistem ini sangat vital dalam keberadaanya.
c. Subsistem Promosi
Subsistem promosi berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yg dilakukan untuk meningkatkan penjualan.
d. Subsistem Harga
Subsistem harga berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yg dihasilkan.
E. Evolusi Konsep Sistem Informasi Pemasaran
Pada tahun 1966 profesor Philip kotler dari Northwestern university menggunakan istilah pusat syaraf pemasaran (marketing nerve center). Ia mengidentifikasikan tiga jenis informasi pemasaran :
1. Intelijen pemasaran (marketing intelligence) informasi yang mengalir keperusahaan dari lingkungan.
2. Informasi pemasaran intern (internal marketing information) informasi yang dikumpulkan dalam peruasahaan.
3. Komunikasi pemasaran (marketing Communication) informasi yang mengalir keluar kelingkungan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem informasi pemasaran adalah kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan.
2. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut.
B. Saran
1. Sistem informasi pemasaran harus selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut maju dan bersaing secara sehat.
2. Dalam mengembangkan produk baru produksen harus dipertimbangkan secara matang dan dengan dasar keuangan yang baik dan dibuat oleh eksekutif.


DAFTAR PUSTAKA

• Basu Swastha D.H. MBA, Sistem informasi pemasaran , Liberty, Yogyakarta, 1990
• Gitosudarmo, Indriyo, Manajemen Pemasaran,BPFE Yogyakarta, 1994
• Jauch, lawrence R, Manajemen Strategis Dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga, Jakarta, 1993
• Stanton, William, J, Prinsip Pemasaran, Erlangga, 1986
• Sutojo Siswanto, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, LPPM, 1981
• Sofjian, Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi , Rajawali, Jakarta, 1992
• Winardi, Manajemen Pemasaran, Sinar Baru, Bandung, 1981

Analisis Regresi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis regresi merupakan analisis yang mempelajari bagaimana membangun sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu fenomena alami atas dasar fenomena yang lain. Ada juga yang menyatakan bahwa analisis regresi merupakan suatu analisis mengenai hubungan antara dua variable atau lebih yang umumnya dinyatakan dalam persamaan matematik. Dalam statistika sebuah model regresi dikatakan baik atau cocok,jika dipenuhi asumsi-asumsi ideal (klasik), yakni tidak adanya otokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinieritas. Sehingga proses kontrol terhadap model perlu dilakukan untuk menelaah dipenuhi tidaknya asumsi tersebut. Salah satu dari ketiga asumsi model regresi linier klasik adalah yakni tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model.
Ada beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah multikolinearitas, seperti : pengunaan informasi apriori dari hubungan beberapa variable yang berkolinear, menghubungkan data cross-sectional dan data time series, mengeluarkan suatu variabel atau beberapa variabel bebas yang terlibat hubungan kolinear, melakukan transformasi variabel dengan prosedur first difference, melalui ln (logaritma) dan penambahan data baru dan juga melalui ridge regression. Akan tetapi pada prakteknya prosedur penanggulangan yang telah disebutkan di atas sangat tergantung sekali pada kondisi penelitian, misalnya : penggunaan informasi apriori sangat tergantung dari ada atau tidaknya dasar teori (literatur) yang sangat kuat untuk mendukung hubungan matematis antara variabel bebas yang saling berkolinear, prosedur mengeluarkan variabel bebas yang berkolinear seringkali membuat banyak peneliti keberatan karena prosedur ini akan mengurangi obyek penelitian yang diangkat, sedangkan prosedur lainnya seperti menghubungkan data cross sectional dan time series, prosedur first difference dan penambahan data baru seringkali hanya memberikan efek penanggulangan yang kecil pada masalah multikolinearitas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian analisis regresi?
2. Bagaimana menguji suatu model regresi dikatakan sudah baik?
3. Bagaimana menaksir Model Regresi dalam kondisi ideal ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan menggunakan analisis regresi ialah :
- Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas.
- Menguji hipotesis karakteristik dependensi
- Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkaun sample.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah kita dapat memahami segala tindakan yang perlu dilakukan dalam mengidentifikasi serta dalam menanggulangi masalah analisis regresi untuk penelitian-penelitian yang akan datang.
D. Kerangka Pemikiran
Penggunaan regresi sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya sbb :
- Model regresi harus linier dalam parameter
- Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (Error)
- Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan
- Tidak terjadi otokorelasi
- Model regresi dispesifikasi secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.
E. Metode Analisis
Metode analisis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sample akan mewakili nilai populasi dimana sample berasal.

BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL
1.1 Landasan Teori
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung.
1.2 Model Regresi
Model kelayakan regresi linear didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Model regresi dikatakan layak jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar < 0.05
b. Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation
c. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T. Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis)
d. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Syarat ini hanya berlaku untuk regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu.
e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Durbin dan Watson (DB) sebesar < 1 dan > 3
f. Keselerasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2 semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik. Nilai r2 mempunyai karakteristik diantaranya: 1) selalu positif, 2) Nilai r2 maksimal sebesar 1. Jika Nilai r2 sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika r2 sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara X dan Y.
g. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y)
h. Data harus berdistribusi normal
i. Data berskala interval atau rasio
j. Kedua variabel bersifat dependen, artinya satu variabel merupakan variabel bebas (disebut juga sebagai variabel predictor) sedang variabel lainnya variabel tergantung (disebut juga sebagai variabel response)
1.3 Karakteristik Model Regresi
Model dikatakan baik menurut Gujarati (2006), jika memenuhi beberapa kriteria seperti di bawah ini:
- Parsimoni: Suatu model tidak akan pernah dapat secara sempurna menangkap realitas; akibatnya kita akan melakukan sedikit abstraksi ataupun penyederhanaan dalam pembuatan model.
- Mempunyai Identifikasi Tinggi: Artinya dengan data yang ada, parameter-parameter yang diestimasi harus mempunyai nilai-nilai yang unik atau dengan kata lain, hanya akan ada satu parameter saja.
- Keselarasan (Goodness of Fit): Tujuan analisis regresi ialah menerangkan sebanyak mungkin variasi dalam variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas dalam model. Oleh karena itu, suatu model dikatakan baik jika eksplanasi diukur dengan menggunakan nilai adjusted r2 yang setinggi mungkin.
- Konsitensi Dalam Teori: Model sebaiknya segaris dengan teori. Pengukuran tanpa teori akan dapat menyesatkan hasilnya.
- Kekuatan Prediksi: Validitas suatu model berbanding lurus dengan kemampuan prediksi model tersebut. Oleh karena itu, pilihlah suatu model yang prediksi teoritisnya berasal dari pengalaman empiris.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Analisis regresi berbeda dengan analisis korelasi. Jika analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan dua variable; maka analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variable bebas terhadap variable tergantung serta memprediksi nilai variable tergantung dengan menggunakan variable bebas. Dalam analisis regresi variable bebas berfungsi untuk menerangkan (explanatory) sedang variable tergantung berfungsi sebagai yang diterangkan (the explained). Dalam analisis regresi data harus berskala interval atau rasio. Hubungan dua variable bersifat dependensi. Untuk menggunakan analisis regresi diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
B. Saran
Walaupun tampak canggih, analisis faktor bukan segalanya. Teknik ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan. Keterbatasan utama adalah tingginya subjektivitas dalam penentuan jumlah faktor dan interpretasi setiap faktor. Untuk itu, diperlukan suatu teori-teori yang mendukung untuk menentukan banyaknya faktor yang terbentuk secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA
- Dien Sukardinah, Soemartini, I.Gde.Mindra .2005. Bahan Kuliah Regresi Lanjutan. Bandung.
- Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
- http://dickyrahardi.blogspot.com/2006/12/principal component analisis-pca.html.
- Santoso, Singgih. 2002. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta : PT. Elex Media Kompitundo.
- Simamora, Bilson. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
- Supranto, M.A. 2004. Analisis Multivariat (Arti & Interpretasi). Jakarta : Rineka Cipta.
- www.Google.com /Multikolinearitas/Principal Component Analysis (PCA) Metode Jitu Untuk Mengatasi Masalah Multikolinearitas.

Sistem Pemasaran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemasaran adalah Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli yang potensial.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Perusahaan harus memadukan keputusan-keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas-tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal. Hal ini menyebabkan semakin pentingnya bagian pemasaran bagi perusahaan.

B. Rumusan Masalah
Pada umumnya suatu perusahaan dalam menjalankan kepentingan selalu berkeinginan untuk mendapat meraih keuntungan yang sesuai dengan target yang telah ditentukan bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Untuk mencapai target tersebut, maka proses kegiatan perusahaan diharapkan tidak mengalami hambatan-hambatan. Strategi pemasaran merupakan salah satu alat yang penting untuk menguasai pasar, penetrasi pasar dapat dilaksanakan dengan bauran pemasaran yang lebih baik.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berharga untuk menciptakan sistem pemasaran yang handal dalam perkembangan ilmu pemasaran.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sistem Pemasaran
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
B. Sistem Pemasaran Menurut Para Ahli
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
C. Macam – Macam Sistem Pemasaran
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan, bertujuan mengendalikan perilaku saluran dan mencegah perselisihan antara anggota saluran
b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
D. Konsep –Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara :
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
E. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
F. Menentukan Pasar
Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu :
1. Langkah pertama, menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada
2. Langkah kedua, mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
2. Manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasikan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
B. Saran
1. Sebagai produksen harus dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen secara efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
2. Untuk mencapaian tujuan sistem pemasaran, pengusaha harus menguasai keahlian serta kemampuan untuk mengkombinasikan agar usaha dapat berjalan lancar.


DAFTAR PUSTAKA
• Amstrong, Gary & Philip, Kotler (1996) Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan, Prenhalindo, Jakarta.
• Basu, Swastha dan T. Hani Handoko (1999) Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Ke-VIII, Liberty, Yogyakarta.
• Budi,Santoso (2000) Realeastat Indonesia Sebuah Konsep Ilmu & Problema Pengembang. School of Real Estate, Jakarta.
• Christopers (1998) Winning Applause. Journal of Property Management, April 1998.
• Engel, J.F., Backwell, Roger D., & Paul W. Miniard (1995) Perilaku Konsumen. Jilid II, Alih Bahasa Budiono FX, Binarupa Aksara, Jakarta.
• Husein, Umar (1999) Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi revisi, Gramedia, Jakarta.
• Jafee,Austin J., & C.F. Sirmans (1986) Fundamentals Of Real Estate Investment, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

Arti pentingnya nilai pelanggan dalam pemasaran

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat, sehingga berbagai jenis barang yang dibutuhkan pelanggan dapat dengan mudah didapatkan. Dengan adanya berbagai ragam produk tersebut manyebabkan pelanggan harus berfikir kritis terhadap menentukan pilihan produknya, sehingga produsen berusaha bersaing untuk merebut minat pelanggan dan pangsa pasar dengan cara yang lebih agresif dalam melakukan strategi pemasaran. Secara umum semua perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, maka kegagalan dalam melaksanakan kegiatam pemasaran akan membawa akibat-akibat yang cukup fatal bagi perusahaan.
Usaha-usaha pemasaran untuk menguasai dan memperluas pasar mempunyai arti yang sangat penting, untuk itu perlu ditempuh berbagai cara demi mencapai tujuan tersebut. Seperti yang diketahui, bahwa konsep dan strategi pemasaran akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, sebab dalam pembauran pemasaran telah mancakup strategi pemasaran.
Maka dari itulah setiap perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan teknologi agar dapat memperluas daerah pasar. Pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiata-kegiatan yang saling berhubungan, meliputi kegiatan merencanakan dan menentukan; produk, harga, saluran distribusi, dan promosi, berupa barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan pemasaran tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi yang ditimbulkan, sebagai akibat adanya dinamiika pasar. Keunggulan suatu pasar juga ditentukan oleh komitmen para karyawan perusahaan, untuk menciptakan dan memuaskan pelanggan.
B. Rumusan Masalah
Begitu pentingnya peran Pelanggan dalam perusahaan, sehingga para pengusaha selalu berlomba-lomba menggali potensi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada pelanggan, namun pada kenyataannya tidak sedikit perusahaan yang malahan bingung untuk memustukan siapa pelanggan kita ?
Ketika “pelanggan” ingin ditanamkan untuk menjadi nilai perusahaan maka tak pelak lagi perusahaan ini harus tahu betul siapa pelanggan itu, dan harus tahu betul apa yang mesti dilakukan/diberikan kepada pelanggan?, sehingga pada akhirnya pelanggan itu akan memberikan konstribusi besar dalam bisnis perusahaan, tetapi bagaimana mungkin nilai perusahaan itu akan berjalan kalau kita sendiri masih “kabur” dengan siapa pelanggan kita.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar produksen dapat bersaing untuk merebut minat pelanggan dan pangsa pasar dengan cara yang lebih agresif dan berlomba-lomba menggali potensi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada pelanggan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pelanggan dalam Pemasaran
Pelanggan ditinjau dari volume pembelinya adalah seseorang yang melakukan pembelian secara berulang-ulang. Pelanggan adalah seseorang atau lembaga yang menjadi anggota (member) dari sebuah kegiatan komersial, yang dibuktikan dengan kartu anggota, dengan atau tanpa membayar keanggotaan. dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Dalam arti luas, pelanggan diartikan semua pihak yang mempunyai hubungan kerja dengan bisnis kita, atau semua pihak yang terkait dalam proses produksi seperti ; supplier bahan baku, penyandang dana (pemilik perusahaan, kreditor, investor, perbankan, dll) ,distributor/agen pemasar/penyalur, sebagai jembatan atau perantara agar produk tiba ditangan “end-user”, para pekerja dan orang-orang lain yang terlibat dalam proses produksi, para pesaing/competitor, dan pembeli produk/jasa (konsumen, end-user). Dalam arti sempit, pelanggan merupakan pembeli produk/jasa, tanpa memperhitungkan apakah sering, jarang atau hanya sesekali saja membeli produk/jasa kita, ini disebut juga pelanggan riil.
. Pelanggan dalam pengertian ini juga disebut bagi semua orang atau pihak yang menaruh perhatian atau tertarik pada produk/jasa kita atau hanya “sekedar ingin tahu” saja. Ini disebut juga pelanggan potensial

B. Jenis Jenis Pelanggan
1. Pelanggan Internal ( Internal Customers); adalah orang yang berada didalam organisasi ( perusahaan)dan memiliki pengaruh pada kinerja pekerjaan ( perusahaan kita).
2. Pelanggan antara ( intermediate custumer ) yaitu mereka yang bertindak/ berperan sebagai perantara, buka sebagai pemakai akhir prduk itu.
3. Pelanggan eksternal ( eksternal customer ), yaitu pembeli atau pemakai akhir produk itu, yang sering disebut sebagai pelanggan nyata ( real customers).
C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggan
Faktor faktor yang mempengaruhi pelanggan adalah :
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/ pemasok produk ( perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2. Pengalaman masa lalu ( terdahulu ) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman teman, di mana mereka akan menceriterakan mutu produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk produk yang dirasakan berisiko tinggi.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan. Kampanye yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap persepsi pelanggan tentang produk itu.
D. Memahami Pelanggan
Memahami pelanggan orang per orang memang suatu hal yang tidak mudah, karena setiap orang memiliki karakter dan kepribadian sendiri. Karakter dan kepribadian yang berbeda ini menuntut perlakuan yang berbeda pula. Berkaitan dengan pelanggan, Dr. Johnstone seorang psikolog dari Inggris- mengemukakan karakter pelanggan berdasarkan tipe-tipe: Pelanggan pria, Pelanggan wanita dewasa, Pelanggan remaja, Pelanggan lanjut usia, Pelanggan anak-anak, Pelanggan suami-istri, Pelanggan bertunangan, Pelanggan wanita hamil, Pelanggan abnormal, Pelanggan orang asing.
Sedangkan Finch (2004) menggolongkan pelanggan dalam 3 golongan, yaitu:
• Pelanggan Asertif, yaitu menyukai komunikasi yang bersifat langsung, dan bicara lebih cepat. Mereka tidak membutuhkan banyak kata-kata, yang mereka butuhkan adalah tindakan yang responsif, dan cepat.
• Pelanggan yang berorientasi pada rincian. Pelanggan jenis ini memerlukan banyak informasi sebelum membuat keputusan. Kita harus menjelaskan segala sesuatunya dengan lebih detail tapi tetap tanpa sekalipun menjelek-jelekkan perusahaan lain.
• Pelanggan yang berorientasi pada hubungan. Pada pelanggan jenis ini, hubungan menjadi suatu hal yang sangat penting. Bagi pelanggan jenis ini hubungan kita dengan mereka yang demikianlah yang menentukan keputusan mereka untuk membeli atau tidak.
E. Karakteristik Pelanggan
Sering kita berasumsi bahwa pelanggan adalah hanya orang yang datang membeli produk kita. Dalam kenyataan, meskipun pembelian dilakukan oleh seseorang, namun proses untuk membeli suatu barang atau jasa kadang melibatkan banyak pihak yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pemrakarsa (initiator) – orang yang pertama menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Pembawa pengaruh (influencer) – orang yang memberikan informasi tentang bagaimana keinginan atau kebutuhan dapat dipenuhi.
3. Pengambil keputusan (decider) – orang yang akhirnya memilih alternatif yang akan memenuhi keinginan atau kebutuhan.
4. Pembeli (buyer) – pembeli produk.
5. Konsumen atau pemakai (consumer) – pengguna produk.
6. Penilai (evaluator) – orang yang memberikan umpan balik tentang kemampuan produk yang dipilih dalam memberikan kepuasan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelanggan ditinjau dari volume pembelinya adalah seseorang yang melakukan pembelian secara berulang-ulang.
2. Dalam arti luas, pelanggan diartikan semua pihak yang mempunyai hubungan kerja dengan bisnis kita, atau semua pihak yang terkait dalam proses produksi
3. Keunggulan suatu pasar juga ditentukan oleh komitmen para karyawan perusahaan, untuk menciptakan dan memuaskan pelanggan.
B. Saran
1. Sebagai produksen harus dapat memahami membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggan secara efektif dan efisien.
2. Produksen harus menjelaskan kepada pelanggan segala sesuatunya dengan lebih detail tanpa harus menjelek-jelekkan perusahaan lain.


DAFTAR PUSTAKA
• Husein, Umar (1999) Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi revisi, Gramedia, Jakarta.
• Budi,Santoso (2000) Realeastat Indonesia Sebuah Konsep Ilmu & Problema Pengembang. School of Real Estate, Jakarta.
• Basu, Swastha dan T. Hani Handoko (1999) Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Ke-VIII, Liberty, Yogyakarta.
• Christopers (1998) Winning Applause. Journal of Property Management, April 1998.
• Engel, J.F., Backwell, Roger D., & Paul W. Miniard (1995) Perilaku Konsumen. Jilid II, Alih Bahasa Budiono FX, Binarupa Aksara, Jakarta.

Keadaan Ekonomi Dan Pengaruhnya Terhadap Kekuasaan Politik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa reformasi ini masih banyak kekurangan demi kekurangan terjadi, namun proses demokrasi sudah berjalan dengan baik. Yang masih menjadi penghambat proses reformasi adalah sisa – sisa kekuatan Orde Baru yang masih memiliki pengaruh baik dalam proses politik maupun dalam bidang ekonomi. Mereka hanya berubah bajunya saja namun gerakan maupun pemikiran – pemikirannya masih sama baik dari kaum borjuis, militer maupun dari kalangan birokrasinya. Salah satu solusi agar proses reformasi di Indonesia berjalan dengan baik adalah mengurangi peran sisa – sisa kekuatan Orde Baru baik di bidang ekonomi maupun politik dengan tidak mengabaikan hak – hak politik mereka. Hal ini bisa terjadi jika Presiden Indonesia atau para Kepala Daerah adalah seorang ”reformis sungguhan” bukan ”reformis gadungan”. Semua pimpinan sekarang dipilih melalui proses demokrasi, artinya alam demokrasi telah dibuka lebar – lebar sehingga pemegang kekuasaan adalah rakyat Indonesia. Mendidik rakyat Indonesia menjadi rakyat yang cerdas berpolitik dan menguasai perekonomian adalah bagian solusi agar proses reformasi berjalan di relnya.
B. Rumusan Masalah
Sejak terjadinya krisis ekonomi pada bulan Juli 1977 yang berlanjut menjadi krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia ternyata sangat berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor berbagai produk.

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mencermati realita perekonomian indonesia dalam konteks ekonomi global karena persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan konsep besar yang menjadi fundamen, sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian. Sistem ekonomi dapat dipandang sebagai mekanisme yang digunakan dalam melakukan aktivitas ekonomi. Dari mulai produksi, distribusi dan konsumsi.
Setidaknya ada empat pendekatan lain yang digunakan untuk memahami Keadaan ekonomi, yaitu :
1. DIM approach, yang menggunakan Decision making, information, dan motivation sebagai penentu bagaimana keputusan dibuat, dikoordinasi, dan diimplementasikan,
2. The ownership approach sebagai kunci pemahaman sistem ekonomi,
3. RCP approach, yaitu Rules, customs, dan Procedures yang memfokuskan pada struktur institutional dari sistem,
4. RDT approach, yaitu Rules, Decision Making, dan Transactions.
Keadaan ekonomi meskipun fundamental adanya, juga tidak terlepas dari variabel lain sebagai penentu kinerja perekonomian. Bagaimanapun, jika sistem ekonomi merupakan landasan idealnya, ia perlu diinstitusionalisasikan dan diinstrumentasikan untuk dapat mencapai tujuan yang ditetapkannya.


B. Model Ekonomi di Indonesia
Mencermati realita perekonomian Indonesia dalam konteks ekonomi global, suasana internal dan eksternal ekonomi Indonesia pada saat ini menunjukkan fenomena yang kurang menggembirakan.
Untuk itu bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi. Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan menimbulkan berbagai konsekuensi serius, antara lain :
1. Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi).
2. Pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual).
3. Kemiskinan struktural yang semakin memilukan.
4. Utang yang semakin menggunung baik pada luar negeri maupun dalam negeri, dan
5. Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah.
C. Pengaruh Ekonomi Terhadap Kekuasaan Politik
Kekuasaan secara umum diartikan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Selain itu, kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
Menurut pasal 1 ayat 2 UUD'45, Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam diskursus demokrasi partisipatoris, setiap orang berhak menentukan kekuasaan politik, dipilih dan memilih. Demikian juga dengan undang-undang yang telah mengajak secara legal segenap warga-bangsa untuk berpartisipasi dalam wilayah politik Negara. Pada prakteknya menjelang pemilu presiden, suara rakyat hasil pemilu legislatif diposisikan sebagai bahan bakar untuk menjalankan tawar-menawar. Suara rakyat bukan lagi suara Tuhan, melainkan dimanipulasi sebagai karpet merah untuk melempangkan jalan menuju kekuasaan.
Elite dari partai politik yang bisa meraih suara lebih besar bagaikan memiliki daya magnet yang menyedot seluruh perhatian media, padahal seluruh rangkaian politik yang berjudul koalisi itu tak lebih dorongan untuk mendapatkan kekuasaan. Kutub-kutub politik diformulasikan kemudian akan dibubarkan sesuai dengan kebutuhan untuk berkuasa, sebagaimana yang telah diagendakan. Tidak ada lagi ideologi yang menjadi rujukan untuk menciptakan ikatan politik. Ideologi politik bisa dibikin sesaat dan diubah-ubah untuk memenuhi kepentingan hasrat. Ideologi sebagai gagasan ideal yang hendak diperjuangkan secara konsisten hanya bernasib layaknya pakaian yang bisa dipertukarkan sesuai dengan kebutuhan pentas kekuasaan.
D. Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Otonomi Daerah
Pada intinya, pendekatan berbasis permintaan meyakini bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang luas (broad-base) suatu daerah minimal harus memiliki dua kondisi, yaitu :
1. Daerah tersebut harus mampu dan berhasil dalam memasarkan produk (barang dan jasa) ke wilayah lain dalm suatu negara atau ekspor luar negeri.
2. Penerimaan ekspor itu harus menghasilkan dampak ganda atau perputaran tambahan pendapatan dalam perekonomian lokal. Minimal melalui pembelian faktor produksi dan pengeluaran rumah tangga terhadap barang konsumen oleh segenap aktor ekonomi yang terliat dalam aktivitas produksi dan ekspor.
Kedua prakondisi ini hanya dapat terjadi apabila suatu daerah memiliki suatu keterkaitan yang efisien, yang menghubungkan produsen, pedagang, dan supplier di daerah pedesaan dan perkotaan di daerah tersebut dan sekitarnya.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejak terjadinya krisis ekonomi pada bulan Juli 1977 yang berlanjut menjadi krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia ternyata sangat berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor berbagai produk.
2. Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
3. Keadaan ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan konsep besar yang menjadi fundamen, sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian
B. Saran
Dengan merumuskan kekuasaan politik sehingga menguntungkan diri, kelompok ataupun masyarakat pada umumnya mengingat ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi.


DAFTAR PUSTAKA
 Budiman, Arief. 1991. Negara dan Pembangunan, Studi tentang Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia: Yayasan Padi dan Kapas.
 Effendi Siregar, Amir. 1991. Arus Pemikiran Ekonomi Politik. Yogyakarta: PT. TIARA WACANA YOGYA.
 Mas’oed, Mohtar. 2003. Politik, Birokrasi dan Pembangunan.
 Rachbini, Didik J. 2004. Ekonomi Politik, Kebijakan dan Strategi Pembangunan.
 Suryono, Agus. 2006. Ekonomi Politik Pembangunan Dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial.. Jawa Timur: Universitas Negeri Malang.