Pengaruh Perkembangan Jumlah Peduduk Terhadapkerusakan Ekosistem

BAB I
A. Pengaruh Perkembangan Jumlah Penduduk Terhadap Kerusakan Ekosistem.
Dalam setiap Negara penduduk awalnya dari tahun ke tahun terus semakin meningkat hal ini di akibatkan karena tingkat kelahiran yang terus kian bertambah sedangkan kematian sedikit. Tetapi dalam hal ini manusia juga tak bias hidup sendiri / secara individu, karena manusia selalu berkeiginan untuk tinggal bersama individu – individu lainnya. Keinginan hidup bersama ini terutama berhubungan dalam aktivitas hidup pada lingkungannya. Dan pengaruh perkembangan jumlah penduduk itu sendiri berdampak pada ekosistem yang ada di linkungan itu tersebut. Dan hal itu juga di pengaruhi oleh aktivitas manusia yang semakin meningkat karena perkembangan teknologi.
B. Dampak Lonjakan Penduduk Indonesia Terhadap Keaneka Ragaman Hayati.
Sudah dapat kita lihat dari tahun 2001 laporan bank dunia menyebutkan luas hutan mangrok di Indonesia mengalami penurunan yang sangat siknifikan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi 3,24 juta hektar pada tahun 1987 dan menjadi hanya 2,06 juta pada tahun 1965.
Disektor kehutanan telah terjadi deforensasi yang meningkat dalam decade ini. Bank dunia 2003 dan departemen kehutanan melaporkan tinkat deforentasi di Indonesia telah mencapai lebih dari 2 juta hektar pertahun. Apabila tingkat kehilangan hutan ini tetap 2 juta hektar per tahun maka 48 tahun kedepan seluruh wilayah Indonesia akan menjadi gurun pasir, yang gundul dan panas , sehingga ekosistem di dunia punah. Dan lautan Indonesia juga mengalami kerusakan terembukarang dalam keadaan rusak parah 25% lumayan baik dan dan hanya 5% dalam keadaan alami, dan di Indonesia juga terjadi percemaran lingkungan di kawasan yang sibuk dengan kegiatan pelayaran atau perairan. Yang bersingugan dengan kota kota besar serperti perairan teluk Jakarta dan Surabaya. Serta lingkungan hidup UGM untuk mamalia terdapat sekitar 1,12 jenis yang teramcam punah di Indonesia. Sementara untuk jenis burung yang terdapat sekitar140 jenis yang mengalami ancaman serius.dan jumlah pertumbuhan penduduk bila tidak dikendalikan akan naik menurut deret ukur (1,2,4,8,dst), produksi pangan meningkat hanya menurut deret hitung.
Di Indonesia yang lelakan penduduk sesaat ini mengakibatkan dampak sosial itu serpeti :
1. Mengalami krisis pangan bakan di duniapun krisis pangan global
Ujung dari semua lonjakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan yang berdampak pada ekosistem, menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang di telantarkan. Hal ini adalah persoalan yang sangat rumit karena manusia bergantung pada lingkungan hidup hanya kesadaran manusia sendiri yang dapat memperbaiki lingkungan sehingga ekosistem yang ada didalamnya tidak punah.

BAB II
A. Perubahan Lingkungan Alami dan Buatan Manusia
Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini ada tiga istilah yang masih saling berkaitan, yaitu “Lingkungan, Ekosistem dan Kualitas Hidup”, banyak digunakan untuk melukiskan isu-isu patriotisme yang dapat mengugugah emosi. Istilah-istilah ini didefinisikan, barang kali karena makna-makna “kamusial” seperti itu tidak cukup mencerminkan gema simboliknya secara memadai. Kita tidak akan berhenti dengan tradisi seperti ini, tetapi para pembaca buku ini akan diarahkan oleh konteks dimana istilah-istilah tersebut digunakan, misalnya saja akan dibuat referensi-referensi bagi lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi. Pada pokoknya kita akan memusatkan perhatian pada lingkungan bio-geofisik, dan pengaruh-pengaruh kegiatan manusia terhadapnya.
Dalam kondisi tidak ada manusia sekalipun, lingkungan alami pasti mengalami perubahan-perubahan secara kontinyu. Hal ini mungkin saja berlangsung dalam jangka waktu ratusan juta tahun, seperti misalnya terangkatnya continental dan pembentukan gunung api, atau dalam jangka waktu puluhan ribu tahun seperti jaman es dan perubahan permukaan air laut yang menyertainya ; atau dalam jangka waktu ratusan tahun seperti halnya eutrofikasi alami dan siltasi danau – danau dangkal ; atau bahkan dalam jangka waktu beberapa tahun, seperti kalau koloni binatang “beaver” mengubah lahan kering menjadi rawa – rawa. Sebagian – dari sebagian dari perubahan – perubahan alami tersebut bersifat tidak dapat balik (irreversible) serpeti eutrofikasi danau, sedangkan yang lainnya besifat siklis serperti siklus klimatik tahunan, atau transien seperti kekeringan.
Bersamaan dengan perubahan – perubahan lingkungan secara alami di sebut juga terjadi perubahan – perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Bahkan pada tingkat budaya masyarakat berburu dan mengumpul hasil hutan, pengunaan api telah di memodifikasi beberapa lingkungan alami. Kemudian dengan domestikasi hewan dan intruduksi pertanian, efek – efek dari kegiatan – kegiatan ini menjadi lebih luas, terutama kalau semakin banyak manusia yang terlibat. Laju perubahan tersebut menigkat dengan berkembangnya industri kerena tenaga otot digantikan dengan energi yang berasa dari bahan baker fosil hingga beberapa decade terakhir ini. Dampak manusia telah mencapai intensitas yang tidak diharapkan dan mempengaruhi seluruh dunia, karena jumlah penduduk meningkat dengan pesat dan konsumsi setiap kapita yang lebih tinggi.
B. Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan
• Perkembangan penduduk di Indonesia yang demikian cepatnya di sebabkan beberapa faktor yang menjadi masalah penduduk Indonesia antara lain :
- Jumlah penduduk yang besar
- Struktur kopentensi penduduk muda
- Persebaran penduduk yang tidak merata
- Latar belakang pendidikan yang rendah
- Dan derajat kesehatan yang rendah
• Bagi lingkungan khususnya ekosistem yang ada karena permasalahan kependudukan pendududk itu timbul di dalamnya.dampak – dampak komponem – komponem lain yang dapat mengakibatkan kualitas penduduk serperti pendidikan, lapangan kerja sebagai fasilitas kerja penduduk serpeti :
- Pencemaran Lingkungan
Contohnya : membuang limbah pabrik, asap – asap kendaraan yang mengakibatkan polusi udara.
Dan ampak lingkungan itu sendari karena adanya perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan akibat tersebut terjadi karena adanya perubahan kumulatif yaitu menghilangkan identitas rona lingkungan awal secara nayata, dan juga dapat di pengaruhi oleh kegiatan lain di sekitarnya.hal yang mengakibatkan kerusakan ekositem baik itu didarat maupun dilaut secara beransul – asul. Serperti penebanga hutan yang terus menerus( illegal loging ) tampa penghijauan kembali, dan degrasi untk pemumkiman.
C. Sistem Pembaikan Ekosistem
Upaya pemerintah baik pusat maupaun daerah dalam melaksanakan perbaikan ekosistem kurun beberapa tahun belakangan ini, melalui pegerakan penghijauan kembali dengan penanaman sejuta pohon, tersimpul bahwa hal ini dapt memberi manfaat besar bagi masyarakat.
Dan apabila kerusakan ekosistem yang sangat memperhatinkan itu, tidak serius ditangani oleh seluruh pihak maka selain mengakibatkan bencana juga akan merimbas terhadap penurunan kualitas hidup masyarakat yang pada akhirnya akan memicu kemiskinan dimasa mendatang.
D. Akibat Bertambahnya Penduduk Dan Aktifitasnya
Di Indonesia, jumlah penduduk semakin bertambah dari tahun ketahun ,hal ini akan menpengaruhi penyediaan sejumlah kebutuhan atas pangan, sandang dan pangan sementara di ruang muka bumi tempat manusia mencari nafkah tidak bertambah luas, sehinga manusia memperluas lapangan usaha dan permukiman, peluasan lapangan inilah nilah yang pada gilirannya menyebabkan eksploitasi lingkungan secara belebihan atau secara liar.
Karena jumlah penduduk yang semakin banyak butuh tempat tinggal dan lapangan usaha maka denga tidak disadari hutan – hutan yang menjadi paru – paru dunia akan menjadi rusak karena perluasan lahan.
Bukan hanya itu kerusakan – kerusakan hutan dan lingkungan juga berlangsung terus – menerus kerena akibat dari pegundulan hutan (deforestasi) yang terus – menerus tanpa penghijauan kembali hal ini sangat memprihatinkan karena hutan adalah sumber utama kehidupan. Apa yang terjadi ketika hutan gundul ? yang terjadi adalah erosi, banjir dan tanah longsor, yang akan berdampak pada flora dan fauna yang ada di dalamnya, tidak hanya itu di sisi lain, sungai dan ekosistem yang ada di dalamnya pun tergangu karena lumpur,tanah, berbatuan yang di timbulkan oleh banjir karena lingkungan tidak seimbang inilah yang mengakibatkan ekosistem ikut terancam, contoh manusia masuk menjadi satu komponem ekosistem,cendrung akan merusak keseimbangan ekosistem,karena manusia cendrung serakah ( mengambil melampui kebutuhan) keteka manusia membuka hutan, gajah, kelinci dll, akan terancam karena rumput, daun – daun sebagai makan mereka hilang, karena hilangnya gajah dll, maka akan merangsang harimau dan singa keluar mencari makan.yang terjadi mereka akan memakan apa saja yang ada di luar termasuk manusia, seperti yang sering terjadi di Sumatra karena binatang luar tidak mengangan bila tidak di gangu. Inilah akibat tidak seimbangnya ekosistem.
Akibat banyaknya penduduk juga mengakibatkan pencemaran udara semakin meningkat tajam terlebih di kota – kota besar, metro politan dan di kawasan industri. Gas buanga ( CO2) dari kendaraan yang lalu - lalang semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan iyu sendiri.
Pencemaran udara menjadi pioritas utama juga saat ini, apalagi di kota – kota besar yang sagat padat penduduknya, pencemaran baik udara,air dan tanah. Pencemaran udara diakibatkan oleh asap – asapkendaraan, pencemaran air diakibatkan karena pembuanagan – pembuangan sampah secara liar apalagi di jarkarta tempat pembuangan sampah sudah sangat padat dan tidak bisa di tampung lagi. Dan juga banyak ogokan sampah bukan pada tempatnya apalagi para pelaku industri,meraka tidak mengolah sampah industri dengan baik.
Pemanfaatan alat – alat teknologi dan industri juga memberi dampak yang tidak baik bagi ekosistem, karena limbah industri bahan – bahan kimia, serperti inteksitida dan selaginya berdampak buruk bagi ekosistem yang terkena limbah tersebut sehinga akan berdampak buruk bagi lingkungan terutama ekosistem yang ada di dalamnya.

E. Selamatkan Bumi Dan Lingkungan Kita
Mungkin kalimat diatas tadi yang akan di ucapkan oleh bumi seandainya dia bisa bicara. Ini disebabkan oleh lingkungan yang semakin rusak. Kerusakan tidak hanya terjadi didarat saja tapi di laut dan di udara. Kerusakan ini diakibatkan karena semakin banyak penduduk dan banyak pemanfaatan SDA. Kerusakan lingkungan semakin hari semakin bertambah komplek hingga kita pun merasakan bumi semakin panas. Ini sebabnya berkurangnya ruang yang di tumbuhi oleh pepohonan. Kerusakan di sebabkan oleh penebangan, perkebunan dan aktifitas penduduk. Kerusakan alam di provinsi kepulauan bangka belitung lebih banya di sebabkan oleh kegiatan penambangan. Kegiatan pernambanga berdampak pada perubahan/ rusaknya ekosistem. Ekosistem yang rusak diartikan sebgai ekosistem yang tidak dapat lagi menjalankan fungsi secara optimal, serperti perlindungan tanah,tata air, pengaturan cuaca, dan fungsi- fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan alam lingkungan.
Kegiatan penambangan timah di bangka belitung menyebabkan menibulnya lobang – lobang besar. Lobang – lobang ini dengan mudah di temukan di setiap sudut daerah ini. Kerusakan alam yang terjadi di kepulauan bangka belitung sangat parah. Kerusakan ini tidak hanya terjadi di darat tetapi juga di laut. Aktifitas penambangan di darat menyababkan hilangnya vegetasi tumbuhan yang bisa menyerap air. Sedangkan penambangan dilaut menyebabkan rusaknya terumbu karang serta kekeruhan meningkat. Meningkatnya kekeruhan akan menghalagi sinar matahari masuk kedalam laut sehingga proses foto sintensis terganggu, hingga pada akhirnya juga terganggu keseimbangan ekosistem dilaut.
Ganguan ekosistem akibat penambangan ini di kata gorikan dalam ganguaan yang menpuyai itensitas bera. Hal di karenakan strutur hutan rusak berat/hancur yang menyebabkan produkfitas tanahnya menurun . dampak lain yang timbul akibat penambangan timah adalah lahan yang tergredagrasi.
Degrarasi pada lahan bekas tambang meliputi perubahan fisik dan kimia tanah, penurunan dratis jumlah spesies baik flora, fauna serta micro organisme tanah. Dengan kata lain, lahan yang tergeradasi memiliki tinggkat keseburanyang rendah dan struktur tanah yang kurang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Untuk memperbaiki kondisi lahan yang rusak akibat kegiatan pambangan dapat dilakukan berbagai cara. Salah satu caranya dengan reklamasi. Reklamasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki lahan pasca penambangan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan revegetasi. Revegetasi sendiri bertujuan untuk memulihka kondisi fisik, kimia dan biologi tanah tersebut.namun perbaikan dengan cara ini masih dirasakan kurang efektif, hal ini tanaman secara umum kurang bisa beradaptasis dengan lingkungan ekstrim, termasuk bekas lahan tambang. Oleh karma itu aplikasi lain untuk menperbaiki lahan bekas tambang perlu di lakukan, salah satunya dengan mikro organisme.
Perbaikan kondisi tanah meliputi perbaikan ruang tubuh, pemberian tanah pucuk dan bahan organic serta pemupukan dasar dan pemberian kapur,kendala yang di jumpai dalam merestorasi lahan bekas tangbang yaitu masalah fisik, kimia (nutrients dan toxicity), dan biologi. Masalah fisik tanah mencakup tekstur dan struktur tanah. Masalah kimia tanah berhubungan dengan reaksi tanah (pH), kekurangan unsul hara,dan minera toxicity. Untuk mengatasi ph yang rendah dapat dilakukan dengan cara menambahkan kapur. Sedangkan kendala biologi serperti tidak adanya vegetasi dan tidak adanya mikroorganisme potensial dapat diatasi dengan perbaikan kondisi tanah, pemilihan jenis pohon, dan pemanfaatan mikroriza.
Oleh karma itu di perlukan pemilhan spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis –jenis yang cepat tumbuh, misalnya sengon, yang telah terbukti adaptif untuk tambang. Dengan dilakukanya penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro pada lahan bekas tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalam merestorasi lahan bekas tambang, maka di lakukan langkah – langka serperti perbaikan lahan pra tanaman, pemilihan speseis yamg cocok, dan pengunaan pupuk.
Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman pada lahan bekas tambang, dapat di tentukan dari persentasi daya tumbunya, presentasi penutupan tajuknya, pertumbuhanya, perkembangan akarnya, penambahan spesei pada lahan tersebut, peningkatan humus, penguranga erosi, dan fungsi sebagai filter alam. Dengan cara tersebut, maka dapat diketahui sejauh mana tinggkat kerberhasilan yang di capai dalam merestorasi lahan bekas tambang.
Jika bumi masih di biarkan serperti saat ini maka tidak mungkin bencana akan melanda negri ini dan bangka beliyung khususnya. Dengan semakain langkanya tumbuhan maka cadangan air juga berkurang. Oleh karma itu marilah kita bersama – sama menjaga bumi ini agar kehidupan tetap berlangsung denagn baik.serta melaksanakan pepatah “muda menanam, tua menuai” untuk membuat bumi tersenyum pada kita. Sehinga kita tidak kepanasan lagi, tidak lagi dilanda kekeringan yang berkepanjangan serta generasi mendatang tetap bias merasakan keindahan dan kekayaan alam Indonesia ini. Kesadaran pribadi turut mendukung keberhasilan program yang telah di rencanakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia untuk hijau kembali.


BAB III
KESIMPULAN
Makalah ini berisikan tentang pembahasan lingkungan manusia terhada penambahan penduduk terhadap kerusakan ekosistem. Apabila jumlah penduduk menigkat dari tahun ketahun maka akan berdampak pada ekosistem – ekosistem yang ada dalam lingkungan, serpeti penambangan hutan, pencemaran air udara, hilangnya keanakaragaman hayati dll. Hal ini disebabkan oleh aktifitas manusia yang semakin meningkat dan pemanfaatan teknologi – teknologi moderen, semakin banyak dan maju lebih pada sektor -sektor industri, disatu sisi industri sangat menguntungkan dapat mempermudah perkerjaan, tetapi disisi lain dapat berakibat fatal bagi ekosistem yang ada. Pencegahanya sangat sulit dilakukan kecuali dengan kesadaran sendiri dimulai dari hal terkecil danag menanam satu pohon di setiap rumah dengan mengurangi pemakaian bahan kimia.

DAFTAR PUSTAKA
 Kewang Haruku, 2009, kerusakan ekosistem.
 Irsyad Bagas 2008, pengaruh kepadatan manusia terhadap lingkungan; Jakarta
 Berita Rakyat 2009; Jakarta
 Bapennas R.I