Sistem Pemasaran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemasaran adalah Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli yang potensial.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Perusahaan harus memadukan keputusan-keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas-tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal. Hal ini menyebabkan semakin pentingnya bagian pemasaran bagi perusahaan.

B. Rumusan Masalah
Pada umumnya suatu perusahaan dalam menjalankan kepentingan selalu berkeinginan untuk mendapat meraih keuntungan yang sesuai dengan target yang telah ditentukan bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Untuk mencapai target tersebut, maka proses kegiatan perusahaan diharapkan tidak mengalami hambatan-hambatan. Strategi pemasaran merupakan salah satu alat yang penting untuk menguasai pasar, penetrasi pasar dapat dilaksanakan dengan bauran pemasaran yang lebih baik.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berharga untuk menciptakan sistem pemasaran yang handal dalam perkembangan ilmu pemasaran.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sistem Pemasaran
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
B. Sistem Pemasaran Menurut Para Ahli
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
C. Macam – Macam Sistem Pemasaran
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan, bertujuan mengendalikan perilaku saluran dan mencegah perselisihan antara anggota saluran
b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
D. Konsep –Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara :
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
E. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
F. Menentukan Pasar
Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu :
1. Langkah pertama, menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada
2. Langkah kedua, mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
2. Manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasikan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
B. Saran
1. Sebagai produksen harus dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan konsumen secara efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
2. Untuk mencapaian tujuan sistem pemasaran, pengusaha harus menguasai keahlian serta kemampuan untuk mengkombinasikan agar usaha dapat berjalan lancar.


DAFTAR PUSTAKA
• Amstrong, Gary & Philip, Kotler (1996) Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan, Prenhalindo, Jakarta.
• Basu, Swastha dan T. Hani Handoko (1999) Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Ke-VIII, Liberty, Yogyakarta.
• Budi,Santoso (2000) Realeastat Indonesia Sebuah Konsep Ilmu & Problema Pengembang. School of Real Estate, Jakarta.
• Christopers (1998) Winning Applause. Journal of Property Management, April 1998.
• Engel, J.F., Backwell, Roger D., & Paul W. Miniard (1995) Perilaku Konsumen. Jilid II, Alih Bahasa Budiono FX, Binarupa Aksara, Jakarta.
• Husein, Umar (1999) Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi revisi, Gramedia, Jakarta.
• Jafee,Austin J., & C.F. Sirmans (1986) Fundamentals Of Real Estate Investment, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

Arti pentingnya nilai pelanggan dalam pemasaran

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat, sehingga berbagai jenis barang yang dibutuhkan pelanggan dapat dengan mudah didapatkan. Dengan adanya berbagai ragam produk tersebut manyebabkan pelanggan harus berfikir kritis terhadap menentukan pilihan produknya, sehingga produsen berusaha bersaing untuk merebut minat pelanggan dan pangsa pasar dengan cara yang lebih agresif dalam melakukan strategi pemasaran. Secara umum semua perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, maka kegagalan dalam melaksanakan kegiatam pemasaran akan membawa akibat-akibat yang cukup fatal bagi perusahaan.
Usaha-usaha pemasaran untuk menguasai dan memperluas pasar mempunyai arti yang sangat penting, untuk itu perlu ditempuh berbagai cara demi mencapai tujuan tersebut. Seperti yang diketahui, bahwa konsep dan strategi pemasaran akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, sebab dalam pembauran pemasaran telah mancakup strategi pemasaran.
Maka dari itulah setiap perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan teknologi agar dapat memperluas daerah pasar. Pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiata-kegiatan yang saling berhubungan, meliputi kegiatan merencanakan dan menentukan; produk, harga, saluran distribusi, dan promosi, berupa barang dan jasa kepada kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan pemasaran tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi yang ditimbulkan, sebagai akibat adanya dinamiika pasar. Keunggulan suatu pasar juga ditentukan oleh komitmen para karyawan perusahaan, untuk menciptakan dan memuaskan pelanggan.
B. Rumusan Masalah
Begitu pentingnya peran Pelanggan dalam perusahaan, sehingga para pengusaha selalu berlomba-lomba menggali potensi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada pelanggan, namun pada kenyataannya tidak sedikit perusahaan yang malahan bingung untuk memustukan siapa pelanggan kita ?
Ketika “pelanggan” ingin ditanamkan untuk menjadi nilai perusahaan maka tak pelak lagi perusahaan ini harus tahu betul siapa pelanggan itu, dan harus tahu betul apa yang mesti dilakukan/diberikan kepada pelanggan?, sehingga pada akhirnya pelanggan itu akan memberikan konstribusi besar dalam bisnis perusahaan, tetapi bagaimana mungkin nilai perusahaan itu akan berjalan kalau kita sendiri masih “kabur” dengan siapa pelanggan kita.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar produksen dapat bersaing untuk merebut minat pelanggan dan pangsa pasar dengan cara yang lebih agresif dan berlomba-lomba menggali potensi yang terbaik untuk dipersembahkan kepada pelanggan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pelanggan dalam Pemasaran
Pelanggan ditinjau dari volume pembelinya adalah seseorang yang melakukan pembelian secara berulang-ulang. Pelanggan adalah seseorang atau lembaga yang menjadi anggota (member) dari sebuah kegiatan komersial, yang dibuktikan dengan kartu anggota, dengan atau tanpa membayar keanggotaan. dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Dalam arti luas, pelanggan diartikan semua pihak yang mempunyai hubungan kerja dengan bisnis kita, atau semua pihak yang terkait dalam proses produksi seperti ; supplier bahan baku, penyandang dana (pemilik perusahaan, kreditor, investor, perbankan, dll) ,distributor/agen pemasar/penyalur, sebagai jembatan atau perantara agar produk tiba ditangan “end-user”, para pekerja dan orang-orang lain yang terlibat dalam proses produksi, para pesaing/competitor, dan pembeli produk/jasa (konsumen, end-user). Dalam arti sempit, pelanggan merupakan pembeli produk/jasa, tanpa memperhitungkan apakah sering, jarang atau hanya sesekali saja membeli produk/jasa kita, ini disebut juga pelanggan riil.
. Pelanggan dalam pengertian ini juga disebut bagi semua orang atau pihak yang menaruh perhatian atau tertarik pada produk/jasa kita atau hanya “sekedar ingin tahu” saja. Ini disebut juga pelanggan potensial

B. Jenis Jenis Pelanggan
1. Pelanggan Internal ( Internal Customers); adalah orang yang berada didalam organisasi ( perusahaan)dan memiliki pengaruh pada kinerja pekerjaan ( perusahaan kita).
2. Pelanggan antara ( intermediate custumer ) yaitu mereka yang bertindak/ berperan sebagai perantara, buka sebagai pemakai akhir prduk itu.
3. Pelanggan eksternal ( eksternal customer ), yaitu pembeli atau pemakai akhir produk itu, yang sering disebut sebagai pelanggan nyata ( real customers).
C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggan
Faktor faktor yang mempengaruhi pelanggan adalah :
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/ pemasok produk ( perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2. Pengalaman masa lalu ( terdahulu ) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman teman, di mana mereka akan menceriterakan mutu produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk produk yang dirasakan berisiko tinggi.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan. Kampanye yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap persepsi pelanggan tentang produk itu.
D. Memahami Pelanggan
Memahami pelanggan orang per orang memang suatu hal yang tidak mudah, karena setiap orang memiliki karakter dan kepribadian sendiri. Karakter dan kepribadian yang berbeda ini menuntut perlakuan yang berbeda pula. Berkaitan dengan pelanggan, Dr. Johnstone seorang psikolog dari Inggris- mengemukakan karakter pelanggan berdasarkan tipe-tipe: Pelanggan pria, Pelanggan wanita dewasa, Pelanggan remaja, Pelanggan lanjut usia, Pelanggan anak-anak, Pelanggan suami-istri, Pelanggan bertunangan, Pelanggan wanita hamil, Pelanggan abnormal, Pelanggan orang asing.
Sedangkan Finch (2004) menggolongkan pelanggan dalam 3 golongan, yaitu:
• Pelanggan Asertif, yaitu menyukai komunikasi yang bersifat langsung, dan bicara lebih cepat. Mereka tidak membutuhkan banyak kata-kata, yang mereka butuhkan adalah tindakan yang responsif, dan cepat.
• Pelanggan yang berorientasi pada rincian. Pelanggan jenis ini memerlukan banyak informasi sebelum membuat keputusan. Kita harus menjelaskan segala sesuatunya dengan lebih detail tapi tetap tanpa sekalipun menjelek-jelekkan perusahaan lain.
• Pelanggan yang berorientasi pada hubungan. Pada pelanggan jenis ini, hubungan menjadi suatu hal yang sangat penting. Bagi pelanggan jenis ini hubungan kita dengan mereka yang demikianlah yang menentukan keputusan mereka untuk membeli atau tidak.
E. Karakteristik Pelanggan
Sering kita berasumsi bahwa pelanggan adalah hanya orang yang datang membeli produk kita. Dalam kenyataan, meskipun pembelian dilakukan oleh seseorang, namun proses untuk membeli suatu barang atau jasa kadang melibatkan banyak pihak yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pemrakarsa (initiator) – orang yang pertama menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Pembawa pengaruh (influencer) – orang yang memberikan informasi tentang bagaimana keinginan atau kebutuhan dapat dipenuhi.
3. Pengambil keputusan (decider) – orang yang akhirnya memilih alternatif yang akan memenuhi keinginan atau kebutuhan.
4. Pembeli (buyer) – pembeli produk.
5. Konsumen atau pemakai (consumer) – pengguna produk.
6. Penilai (evaluator) – orang yang memberikan umpan balik tentang kemampuan produk yang dipilih dalam memberikan kepuasan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelanggan ditinjau dari volume pembelinya adalah seseorang yang melakukan pembelian secara berulang-ulang.
2. Dalam arti luas, pelanggan diartikan semua pihak yang mempunyai hubungan kerja dengan bisnis kita, atau semua pihak yang terkait dalam proses produksi
3. Keunggulan suatu pasar juga ditentukan oleh komitmen para karyawan perusahaan, untuk menciptakan dan memuaskan pelanggan.
B. Saran
1. Sebagai produksen harus dapat memahami membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggan secara efektif dan efisien.
2. Produksen harus menjelaskan kepada pelanggan segala sesuatunya dengan lebih detail tanpa harus menjelek-jelekkan perusahaan lain.


DAFTAR PUSTAKA
• Husein, Umar (1999) Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi revisi, Gramedia, Jakarta.
• Budi,Santoso (2000) Realeastat Indonesia Sebuah Konsep Ilmu & Problema Pengembang. School of Real Estate, Jakarta.
• Basu, Swastha dan T. Hani Handoko (1999) Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Ke-VIII, Liberty, Yogyakarta.
• Christopers (1998) Winning Applause. Journal of Property Management, April 1998.
• Engel, J.F., Backwell, Roger D., & Paul W. Miniard (1995) Perilaku Konsumen. Jilid II, Alih Bahasa Budiono FX, Binarupa Aksara, Jakarta.

Keadaan Ekonomi Dan Pengaruhnya Terhadap Kekuasaan Politik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa reformasi ini masih banyak kekurangan demi kekurangan terjadi, namun proses demokrasi sudah berjalan dengan baik. Yang masih menjadi penghambat proses reformasi adalah sisa – sisa kekuatan Orde Baru yang masih memiliki pengaruh baik dalam proses politik maupun dalam bidang ekonomi. Mereka hanya berubah bajunya saja namun gerakan maupun pemikiran – pemikirannya masih sama baik dari kaum borjuis, militer maupun dari kalangan birokrasinya. Salah satu solusi agar proses reformasi di Indonesia berjalan dengan baik adalah mengurangi peran sisa – sisa kekuatan Orde Baru baik di bidang ekonomi maupun politik dengan tidak mengabaikan hak – hak politik mereka. Hal ini bisa terjadi jika Presiden Indonesia atau para Kepala Daerah adalah seorang ”reformis sungguhan” bukan ”reformis gadungan”. Semua pimpinan sekarang dipilih melalui proses demokrasi, artinya alam demokrasi telah dibuka lebar – lebar sehingga pemegang kekuasaan adalah rakyat Indonesia. Mendidik rakyat Indonesia menjadi rakyat yang cerdas berpolitik dan menguasai perekonomian adalah bagian solusi agar proses reformasi berjalan di relnya.
B. Rumusan Masalah
Sejak terjadinya krisis ekonomi pada bulan Juli 1977 yang berlanjut menjadi krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia ternyata sangat berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor berbagai produk.

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mencermati realita perekonomian indonesia dalam konteks ekonomi global karena persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan konsep besar yang menjadi fundamen, sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian. Sistem ekonomi dapat dipandang sebagai mekanisme yang digunakan dalam melakukan aktivitas ekonomi. Dari mulai produksi, distribusi dan konsumsi.
Setidaknya ada empat pendekatan lain yang digunakan untuk memahami Keadaan ekonomi, yaitu :
1. DIM approach, yang menggunakan Decision making, information, dan motivation sebagai penentu bagaimana keputusan dibuat, dikoordinasi, dan diimplementasikan,
2. The ownership approach sebagai kunci pemahaman sistem ekonomi,
3. RCP approach, yaitu Rules, customs, dan Procedures yang memfokuskan pada struktur institutional dari sistem,
4. RDT approach, yaitu Rules, Decision Making, dan Transactions.
Keadaan ekonomi meskipun fundamental adanya, juga tidak terlepas dari variabel lain sebagai penentu kinerja perekonomian. Bagaimanapun, jika sistem ekonomi merupakan landasan idealnya, ia perlu diinstitusionalisasikan dan diinstrumentasikan untuk dapat mencapai tujuan yang ditetapkannya.


B. Model Ekonomi di Indonesia
Mencermati realita perekonomian Indonesia dalam konteks ekonomi global, suasana internal dan eksternal ekonomi Indonesia pada saat ini menunjukkan fenomena yang kurang menggembirakan.
Untuk itu bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi. Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan menimbulkan berbagai konsekuensi serius, antara lain :
1. Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi).
2. Pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual).
3. Kemiskinan struktural yang semakin memilukan.
4. Utang yang semakin menggunung baik pada luar negeri maupun dalam negeri, dan
5. Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah.
C. Pengaruh Ekonomi Terhadap Kekuasaan Politik
Kekuasaan secara umum diartikan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Selain itu, kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
Menurut pasal 1 ayat 2 UUD'45, Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam diskursus demokrasi partisipatoris, setiap orang berhak menentukan kekuasaan politik, dipilih dan memilih. Demikian juga dengan undang-undang yang telah mengajak secara legal segenap warga-bangsa untuk berpartisipasi dalam wilayah politik Negara. Pada prakteknya menjelang pemilu presiden, suara rakyat hasil pemilu legislatif diposisikan sebagai bahan bakar untuk menjalankan tawar-menawar. Suara rakyat bukan lagi suara Tuhan, melainkan dimanipulasi sebagai karpet merah untuk melempangkan jalan menuju kekuasaan.
Elite dari partai politik yang bisa meraih suara lebih besar bagaikan memiliki daya magnet yang menyedot seluruh perhatian media, padahal seluruh rangkaian politik yang berjudul koalisi itu tak lebih dorongan untuk mendapatkan kekuasaan. Kutub-kutub politik diformulasikan kemudian akan dibubarkan sesuai dengan kebutuhan untuk berkuasa, sebagaimana yang telah diagendakan. Tidak ada lagi ideologi yang menjadi rujukan untuk menciptakan ikatan politik. Ideologi politik bisa dibikin sesaat dan diubah-ubah untuk memenuhi kepentingan hasrat. Ideologi sebagai gagasan ideal yang hendak diperjuangkan secara konsisten hanya bernasib layaknya pakaian yang bisa dipertukarkan sesuai dengan kebutuhan pentas kekuasaan.
D. Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Otonomi Daerah
Pada intinya, pendekatan berbasis permintaan meyakini bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang luas (broad-base) suatu daerah minimal harus memiliki dua kondisi, yaitu :
1. Daerah tersebut harus mampu dan berhasil dalam memasarkan produk (barang dan jasa) ke wilayah lain dalm suatu negara atau ekspor luar negeri.
2. Penerimaan ekspor itu harus menghasilkan dampak ganda atau perputaran tambahan pendapatan dalam perekonomian lokal. Minimal melalui pembelian faktor produksi dan pengeluaran rumah tangga terhadap barang konsumen oleh segenap aktor ekonomi yang terliat dalam aktivitas produksi dan ekspor.
Kedua prakondisi ini hanya dapat terjadi apabila suatu daerah memiliki suatu keterkaitan yang efisien, yang menghubungkan produsen, pedagang, dan supplier di daerah pedesaan dan perkotaan di daerah tersebut dan sekitarnya.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejak terjadinya krisis ekonomi pada bulan Juli 1977 yang berlanjut menjadi krisis multi dimensi yang dialami bangsa Indonesia ternyata sangat berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor berbagai produk.
2. Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
3. Keadaan ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi dan merupakan konsep besar yang menjadi fundamen, sebagai salah satu variabel sangat penting yang menentukan kinerja perekonomian
B. Saran
Dengan merumuskan kekuasaan politik sehingga menguntungkan diri, kelompok ataupun masyarakat pada umumnya mengingat ekonomi adalah persoalan besar dalam ilmu ekonomi.


DAFTAR PUSTAKA
 Budiman, Arief. 1991. Negara dan Pembangunan, Studi tentang Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia: Yayasan Padi dan Kapas.
 Effendi Siregar, Amir. 1991. Arus Pemikiran Ekonomi Politik. Yogyakarta: PT. TIARA WACANA YOGYA.
 Mas’oed, Mohtar. 2003. Politik, Birokrasi dan Pembangunan.
 Rachbini, Didik J. 2004. Ekonomi Politik, Kebijakan dan Strategi Pembangunan.
 Suryono, Agus. 2006. Ekonomi Politik Pembangunan Dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial.. Jawa Timur: Universitas Negeri Malang.